Sekolah Lagi


Akhirnya Bu guru Faiz nelpon setelah Faiz gak sekolah selama 10 hari. Kami diskusi bagaimana trik supaya Faiz mau sekolah lagi. Beberapa rencana disusun ada rencana A, mengajak Faiz sekolah karena kebetulan teman sekelasnya Naia ulang tahun. Kalau gagal rencana B buat seolah-olah Faiz yang ulang tahun, aku nyiapain bingkisan snack ulath tanpa kue tart. Rencana C sebagaimana saran psikolog sekolah, bawa Faiz berkunjung ke rumah bu guru dan teman-teman sekelasnya, dengan tidak membicaraka masalah apa yang terjadi sebelumnya.

Ketika pagi tiba, Faiz masih emoh sekolah. Aku yang sudah berangkat kerja pesimis rencana A bisa terealisasi. Tapi hubby sudah menyiapkan jurus baru yaitu membujuk Faiz datang kesekolah tanpa seragam hanya untuk main ayunan dan perosotan saja. Sengaja hubby hari itu membolos. Rayuan ini berhasil Faiz sampai disekolah ketika anak-anak lain hampir masuk kelas. Aku menyusul ke sekolah karena kado buat Naia belum disiapkan. Kado darurat yaitu selembar uang yang dimasukkan kotak bekas clip paper diberi sampul dan diber pita bekas undangan,..lumayan cantik.

Aku dapati Faiz sudah masuk aula tempat acara ultah dilaksanakan. Faiz duduk dibarisan depan mengenakan kostum yang membuat mataku hampir meloncat....Mengenakan celana dan baju main di rumah....urrghhh... celana hitam yang mulai dekil dan sangat pendek lalu bajunya sudah kekecilan plus sandal kulit. Ini kostum fafit yang selalu dipakai Faiz dirumah, cuci - jemur - setrika. Tapi tdk masalah karena jurus ini ternyata berhasil. Faiz tersenyum senang dibarisan depan. Ikut bernyanyi sewaktu Naia tiup lilin diatas kue tart 2 tingkatnya. Dan pulangnya membawa 1 tas, cupcake berhias, kue ber "edibel print" dengan wajah Naia lalu sekotak nasi kuning komplit.

Hari ini Faiz sudah sekolah. Baru sampai koridor teman-temannya 3 orang menyambut. Mereka antusias membujuk Faiz, mengajak Faiz main dan menunjukkan foto-foto dan gambar-gambar baru di mading sekolah. Alhamdulillah semua sudah normal lagi.

Sakitnya Kompakan

Pulang , turun dari bus sekolah Faiz datang sambil bercucuran air mata, Faiz mengeluhkan habis dipukul bu guru. Aku tanya kenapa tangisnya makin kencang. Dibujujuk makan es krim Faiz menolak. Dibelikan sebungkus besar permen pun Faiz gak mau. Katanya nanti aja makan dirumah. Kalau ditanyai bagian mana yang dipukul bu guru, jawabannya selalu berbeda-beda,... dikepala, nanti di kaki,..berikutnya ditelapak kaki,...wah lebih aneh lagi,...gimana cara bu guru mukul telapak kaki.Tapi yang diulang Faiz sambil terus menangis adalah kepalanya pusing. Aku raba suhu tubuh memang panas.
Sampai dirumah diukur suhu tubuh, ternyata 39,4. Tapi kenapa ya,..kok tiba-tiba demam, apa iya dipukul bu guru,..tapi masak iya??? walau Faiz nakan gak mungkin bu guru main pukul sampai anak seperti Faiz bakal nangis tersedu-sedu. Alih-alih dipukul bu guru malah bu guru yang kena tonjok Faiz duluan. Sampai malam panasnya gak turun-turun. Kami mulai menganalisa sampai ke cerita di BAB Faiz paginya, ada biji rambutan. Langsung deh ke dokter.
1 jam setelah minum obat dokter sambil dipijat dengan minyak telon, keluar bau ....yang bauuuu sekali dan croooott.....diikuti isinya. Semua yang berkerumun membelai-belai Faiz, Bang Fiki, Kak Fira bubar,...Faiz aku angkat ke kamar mandi,..tentunya aku hampir mabuk...Alas dan lantai diceceri " si coklat leleh". Semua pintu dan jendela harus dibuka buat ngilangin bau, seprai segera dicuci, lantai langsung dipel . Pokoknya berempat kami harus segera kerja bakti. Nyebokinnya ampiiiuuuuun dweh...mau mun-mun. Hubby yang kebagian nyuci seprei + celana tak kalah mabok. Apalagi Fiki yang kebagian melap cecerannya dan mengepel, ribut karena bagiannya lebih banyak dari Fira. Fira yang paling enteng cuma kebagian merapikan dan menyiapkankan handuk dan pakaian ganti Faiz.
Tapi dengan acara mencret ini suhu tubuh Faiz berangsur-angsur turun. Malam itu dipakaikan diapers dan masih 3 kali lagi harus membongkarnya kekamar mandi. Tengah malam mati lampu, Faiz juga minta pub lagi. Tapi kok seperti ada darah?????
Sampai pagi aku berjaga-jaga gak tidur tiap sebentar periksa jangan-jangan ada darah lagi?...dalam remang-remang lampu emergency,..akhirnya menjelang jam 6 aku ketiduran.
Terpaksa hari ini bolos kerja krn harus nungguin Faiz dirumah.

Waktu aku mau berangkat kekampus diantar hubby, dia mulai mengeluh sakit perut. Selesai kuliah jam 10 aku tidak dijemput, mana HP tertinggal dirumah. Terpaksa numpang lagi dengan bu War. Ini kali yang kesekian karena hubby sering ngeles kalau menjemput. Dirumah aku pasang muka perang dan aksi diam. Beberapa kali aku antara sadar dan tidak melihat hubby bolak balik ke kamar mandi,..bodo!!! aku ga nanya, masih sebel soalnya. Itupun masih dengan gelap-gelapan krn di Pekanbaru sedang krisis Listrik tingkat tinggi. 9 - 30 jam tanpa listrik. Bayangkan dongkolnya aku jadi bertubi-tubi. Hari itu giliran hubby kena diare.

Pulang sekolah Fira juga demam dan diare. Lalu mag ku kumat lagi. Padahal gak telat makan, gak makan cabe atau minum soda. Maka berbondong-bondong lah kami ke rumah sakit kecuali Fiki. Di kasir, petugas memanggil dengan sebutan "Keluarga Nyonya Ewida..." dan 4 rangkap resep yang harus ditebus.Dengan terpaksa aku harus menghentikan acara minum capucino...cofeelate,..mocacino...kopisusu dan ngeteh dulu...karena kopi dan teh tidak baik untuk pencernaanku (lambung dan usus)belum lagi serenjeng nama-nama buah faforitku terutama DURIAN...........ohhhhh.... mana lagi musim durian dan rambutan...hik-hik-hiks