Inspirasi Ibu


Desember, ....

Libur akhir tahun dan "menancapkan" resolusi. Selalu begitu ..tapi ada momen special buat para ibu,  hari ini ketika aku melihat sebuah iklan tentang hari ibu, maka tulisan ini pun meluncur. Bukannya tidak peka terhadap ibu, tapi rasanya tanpa peringatan hari ibu, rasa sayang dan hormat kita selalu terpatri dalam hati, ditunjukkan dengan perbuatan..setiap hari mengenang ibu selalu istimewa. Bersyukur ibu ku masih ada. Sehingga melihat senyumnya (apalagi karena aku) terasa menyejukkan.

Tak perlu ku tuliskan seberapa sayang ku pada ibu atau seberapa besar kasih ibu pada ku. Tapi selalu kurasakan disetiap denyut jantungku dan disetiap tarikan nafasku. Jadi aku akan bercerita tentang hal lain saja masih menyangkut ibu sebagai inspirasi.

Kala itu ibuku baru berumur 16 tahun selepas Sekolah menengah ditambah kursus mengajar 1 tahun, maka resmilah ibuku jadi guru di pelosok Sumatera Barat. Desanya bernama Sungai Dareh. Sesuai namanya didesa itu ada sungai lebar yang menjadi urat nadi nya desa tersebut. Untuk keluar desa menuju kecamatan harus menggunakan perahu atau rakit. Saat itu masih hutan belantara, hingga harimaupun masih leluasa berkeliaran bahkan masuk desa. Ibu ku yang masih remaja ting-ting dan anak piatu, diterima kepala desa dengan suka cita. Bersama ibu ada 3 gadis lain yang juga baru diangkat jadi guru. Mereka ditempatkan disebuah rumah panggung. Seperti tradisi dikampung-kampung, berlaku jam malam untuk para gadis. Mungkin karena disana masih ada hewan buas. Dari segi supranaturalnya para gadis ini harus “diupacarakan” dulu sebelum memulai hari-harinya didesa tersebut. Ternyata ibu ku menurut pengllihatan seorang dukun, harus di “limau”i dulu karena ditengkuknya terdapat pusar-pusar (uyeng-uyeng). Konon bagi orang yang memiliki pusaran itu akan didatangai “inyiak” alias harimau. Tentu saja ibu ku takut alang kepalang. Bayangkan, sendirian dikampung yang serba hutan akan didatangi “tamu” yang tak diminati. Upacara disiapkan beberapa hari kemudian, tapi ibu ku harus datang sendiri ke rumah datuk ‘haru-haru’ untuk diobati. Kata orang-orang yang pernah berobat, tengkuk orang yang diobati itu akan digigit sang datuk… Mendengar berita itu pak kepala desa langsung berang. “siapa saja yang menakut-nakuti ibu guru ini, hadapi saya dulu” Kira-kira begitulah ucapan kepala desa seperti yang diceritakan ibu ku. Kesimpulannya, guru-guru muda yang baru ditempatkan untuk memajukan desa tersebut berada dibawah pengawasan kepala desa. Bagi yang berusaha menganggu berarti menghambat kemajuan desa tersebut.

 

Siswa nya mulai dari anak kecil hingga remaja. Ibu ku mendapat tugas mengajar untuk anak yang lebih besar. Beberapa tahun mengajar di desa tersbut, akhirnya dipindahkan ke kota kecil Sawah Lunto. Disana ibu bertemu ayah ku. Kakak lelaki ku lahir disana. Karena gaji guru itu kecil ayah ku harus menambah penghasilan sambil kuliah lagi di IKIP Padang. Praktis ibu su sendirian bekerja sambil mengasuh bayi. Hingga malapetaka itu tiba. Kakak ku yang sering dititip-titip ke orang lain, kena demam tinggi selama berjam-jam. Akibatnya saraf motoriknya terganggu. Hal ini menjadi penyesalan seumur hidup orang tua kami.

 

Karir menjadi guru telah merasuk hingga ke tulang sum-sum ibu ku. Tidak ada yang diceritakan beliau selain kisah mendidik, mengajar, murid-murid dan media pengajarannya. Ada cerita muridnya yang sulit membaca dengan umur yang sebaya dengan ibu ku. Ada juga muridnya yang pintar, yang jago menari, teman-temannya yang tersandung masalah organisasi terlarang. Guru harus banyak membaca buku, hingga bisa bercerita tentang apa saja . Beliau jagonya ‘ngocol’. Kami sering terpingkal-pingkal dengan lelucon ibu. Atau ketakutan ketika diceritakan dongeng cindaku atau tercengang-cengang dengan cerita inspiratif kisah beliau memperjuangkan pendidikan bagi dirinya sendiri.

 

Sejak aku dapat mengingat, aku telah berada ditengah-tengah sekolah. Kadang ikut ibu ke sekolahnya kadang ikut ayah ku ke sekolahnya. Sekolah adalah rumah ke dua ku. Beberapa tahun kemudian ibu ku diangkat jadi kepala sekolah, setelah mengikuti Sekolah Pendidikan Guru. Kami tinggal dirumah dinas SD Inpres tempat ibu ku mengabdi. 24 jam kami terlibat dengan kegiatan beliau.Kadang aku berpikir jangan-jangan ibu ku juga merangkap sebagai penjaga sekolah. Setiap Senin pagi aku ikut menggotong-gotong peralatan drum Band untuk upacara di sekolah tersebut sebelum aku berangkat ke sekolahku. Aku juga terlibat melukisi dinding perpustakaan SD, menyumbangkan buku-buku Lima Sekawan dan Sapta Siaga kesayangan ku. Merapikan rak perpustakaan sore hari. Sekeluarga menjadi bagian aktifitas sekolah.Nama SD Inpres tersebut berubah sebutan menjadi SD “nama” ibu ku.  Aku bertekad kelak tidak mau menjadi guru, karena untuk  menjadi guru harus mendedikasikan diri sepenuh jiwa raga (mungkin zaman itu,….)

 

Aku memang tidak menjadi guru. tetapi diam-diam dalam hati ku tersimpan keinginan untuk “menjadi guru” dalam arti yang lebih luas. Aku selalu menjadikan ibu sebagai barometer, misalnya menjadi A ketika umur sekian, mejabat B ketika umur sekian,…..terucap, aku tidak ingin menyamai ibu ku tapi anehnya tetap saja mengikuti jejak beliau….entahlah… kata apa yang lebih cocok untuk hal itu. Yang jelas kami bangga dan bersyukur mama / oma masih menemani hari-hari kami dengan beribu cerita yang tidak pernah habis………………..Selamat Hari Ibu….
 

 

 

Postcardfiction3: N A R T I


Beberapa bulan belakangan ini Narti makin gemuk saja. Ibu dan ayah sering meminta ku untuk bertanya, kenapa Narti sering kelelahan, makannya banyak, suka mencuri-curi cemilan dan lebih pendiam. Aku terlalu sibuk dengan skripsi, masa ditugasi mewawancarai Narti, yang penting cucian dan strikaannya bersih dan rapi.

“ Ibu, aku sudah wawancara 10 orang hari ini, masa harus wawancara lagi” sungut ku sambil mengangkat baju-baju yang baru selesai disetrika Narti. Tapi kok baju-baju tidak wangi seperti biasa. Aku mengendusi baju-baju yang lain. Sama cuma bau deterjen samar-samar.

Kata Jihan adikku ,” Narti sekarang hemat menggunakan deterjen dan pewangi , mual kalau mencium baunya. Dan  sekarang Narti juga tidak mencuci dirumah Cici Ling lagi, katanya takut sama koko” . Anak ini sudah seperti  Warta Kota saja.

“ Orang aneh “ pikir ku, wewangian kok malah jadi mual, dulu-dulu dia paling getol menyemprot semua strikaannya. sroooot….sroooot…. bikin ibu histeris karena harus beli 4 botol sebulan . Tapi memang Narti suka aneh akhir-akhir ini. Suka makan beras, bisik-bisik dengan Jihan minta jajanan keripik kentang, dan yang paling sebal, Narti tanpa malu-malu memakan kue-kue  yang disimpan ibu untukku.

Aku terlalu sibuk dengan tugas akhir yang nyaris membuat kepala ku botak karena pembimbing ku masih belum sreg dengan tulisan ku. Aku juga tidak peduli dengan baju-bajuku yang sudah mulai wangi kembali  atau Narti yang makin gemuk.  Ibu juga sepertinya tidak mamaksaku untuk bertanya-tanya pada Narti.

Akhirnya ujian akhir dapat kulalui dengan baik. Pembimbing ku juga baik dengan memberi nilai terbaik. Dengan pasti dan senyum mengembang aku ke podium untuk memberi kata-kata sambutan. Lalu satu persatu kami dilantik jadi sarjana.

Selesai acara, ayah membawa kami semua ke Rumah Sakit, kabarnya  Narti sakit. Ibu kelihatan panik dan menyuruh Tante Nur tetangga sebelah menyiapkan kain . Disebuah kamar, Narti menangis dengan seorang bayi dipangkuannya, si bayi bermata sipit.

Postcardfiction ke 3 untuk Kampungfiksi

Selamat Pagi Ibu Kabid





Gedung bergaya Amerika yang indah  dan asri. Bunga alamanda memagari kolam jernih dengan ikan koi berwarna merah berbintik hitam. Air mancur berputar-putar menyirami hamparan rumput  hijau lembut bagai beledu. Di pinggiran kanopi melingkar bunga terompet oranye.  Dari tampilan luarnya terkesan sebuah bangunan tua nan unik .  Tapi ketika memasuki bangunan ini tertata  suasana modern bergaya minimalis. Di lobi berjejer kursi tunggu  dengan jok biru dan bingkai perak.  Sementara ruangan administrasi terbuka dengan penyekat berwarna gading selaras dengan dinding yang ditutupi wallpaper. Untuk ruangan direktur dan kepala bidang, masing-masing ruangan dengan meja kerja dan 1 set sofa artistic. Dibagian ujung, terdiri dari pantry berdinding kaca, mushala dan kamar kecil untuk dua gender.

Pagi seperti pagi-pagi yang lain Vindy mengucapkan selamat pagi dengan gayanya yang khas, penuh keceriaan .  Sepertinya sapaan pagi yang penuh semangat menulari sebagian besar pegawai dikantor itu. Terlihat dari Bapak-bapak dengan senyum hampir selebar mukanya menyapa dengan greeting nya yang  kocak. Acara pagi berlanjut di pantry berdinding kaca, bapak-bapak yang tidak sempat ngopi dan merokok dirumah, melanjutkan iktiarnya. Tentu saja diselingi berita seputar organisasi .

Dari pantry, berita menyelusup terbawa asap rokok dari sela pintu yang bolak balik terbuka. Hingga sampailah berita pagi itu ke telinga Bu Hanah dan sekutunya. Terkesiap bu Hanah langsung mengangkat gagang telpon memencet  angka dengan terburu-buru.

“Hallo ya pagi,…Alia sudah dengar berita…..eh kita bakal jadi anak buahnya Vindy…kita semua Alia,..masa belum dengar,…bagaimana ya ,…saya tidak akan mau mengeluarkan ide-ide,..biarlah saya minta saja dia yang bikinkan konsep” Nyaris satu tarikan Nafas bu Hanah dan sekutunya menghenyakkan bokongnya dikursi. Tanpa memperdulikan Alia yang berteriak dari seberang.

“ Hallo…kak….berita apa…siapa orangnya,….berita apasih kakaaakkkk!”

Jam 10 semua pegawai dikantor berkumpul di ruang rapat untuk mendengarkan pengumuman dari direktur.

“ Assalamualaikum, selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua………………………………..mulai minggu depan ibu Vindy diangkat menjadi kepala……………bla…bla….bla”

2 orang senewen.
 
 
Tulisan ini diikutkan dalam Postcardfiction dengan 300 kata. dihttp://kampungfiksi.com/
(Inspirasi didapat dari pengalaman bekerja, teman-teman, murid-murid, mahasiswa dll,.. )
 
 
 

POSTCARDFICTION: NYANYI SUNYI


sumber gambar:
pelik-oh-pelik.blogspot.com
 
 
Surat itu telah meremas-remas hati  Sum. Angka-angka terpampang jelas berapa yang telah digunakannya. “Penggelapan uang perusahaan”, begitu kata yang tertulis dalam surat peringatan dari kantor tempatnya bekerja.  Tiada maksud sedikit pun untuk mencuri atau menggelapkan uang itu dalam benak SumTapi ia hanya “meminjam” sebentar dan akan mengembalikan lagi jika uangnya sudah cukup. Atau Sum akan mencicilnya tiap bulan sampai pensiun.  Hari ini kemana uang pengganti akan dicarikannya. Angka yang jauh dari kempuannya membayar hingga waktu pensiun tiba.

Sum yakin setelah ini dirinya akan dipecat. Berhenti dari pekerjaan lalu mencari pekerjaan baru dengan gaji yang sama dengan tempat sekarang. Tidak mungkin. Umur sudah beranjak pada kepala  empat. Kemampuan hanya sebagia klerikal karena hanya tamat SMEA. Memulai usaha dengan modal minus, karena hari ini pun sebutir beraspun tidak dimilkinya lagi. Panas terik dan debu yang berterbangan tidak mampu mengalihkan pandangan Sum.

Tangan sum merayapi pagar jembatan. Pelan-pelan menelusuri lekuk dinginnya besi.Air berwarna hitam bergejolak dibawah  kakinya.  Kendaraan lalu-lalang  seperti nyanyian  sunyi. Hatinya penat, pikirannya penuh. Ingin Sum menumpahkan segala kebuntuannya kedalam air hitam dibawah sana. Hilang,… dalam buncahan gelombang kekalutan rasa.

Lamat-lamat terbayang Kasih, putri sulungnya  yang terbaring tak berdaya di dipan kayu. Menunggu tangan Sum untuk membelai dan menyuapinya. Mencengkramai nya dalam kedipan matanya. Dian yang sudah remaja, selalu bertanya dan bercerita tentang harinya disekolah. Dan si bungsu Gagah, menggelayut manja menjelang berangkat sekolah. Menceritakan gambar-gambarnya. Dinosaurus, dan tawa riangnya yang menyemangati hari-hari mereka.

Bruukkkk…….seseorang menyergap dan menekannya hingga Sum sulit bernafas. Sebelum menjadi gelap Sum mengenali,…orang-orang ramai mengerumuninya, setelah itu semuanya menjadi ringan.

 (Postcardfiction1....) : 253 kata untuk diikutkan di postcardfiction kampung fiksi


Cat: Baru tahu ada istilah postcard fiction. Pengen coba keberuntungan dan latihan menulis fiksi. Pokoknya lagi kesengsem sama tulis menulis..

 

Flash Fiction: Bukan Teman Deddy Ku


Di halaman depan gedung utama sekolah Nuansa, disediakan tempat anak-anak menunggui jemputan mereka.Areal itu sering digunakan para ibu wali murid untuk berkumpul sembari menunggui anak-anak mereka pulang sekolah. Kegiatan para ibu ini beragam. Ada yang membuka lapak di bagasi mobilnya. Dagangan biasanya berkaitan dengan fashion. Yang hobi memasak, menyusun  container plastic warna warni berisi cup cake dan brownies. Ada juga yang menggunakan untuk tempat diskusi atau rapat kecil-kecilan. Sekolah itu terdiri dari beberapa satuan pendidikan. Mulai dari SLB,TK,SD,SMP dan SMA. Seorang ibu cantik berkulit putih, terlihat mengejar-ngejar anaknya yang masih berseragam TK

“Ayo Givan, mommy mau kekelas abang dulu, Givan ikut dengan  mommy ya” ajak ibu cantik mommynya Givan
“ No mommy, Givan main dengan Nugi saja” teriak Givan dari balik pohon tempatnya bermain dengan Nugi.

“Okay , jangan nakal ya, take care..” lambaian tangan mommy  Givan yang kemudian bergabung dengan bunda Nugi dan mama Keisya.

Givan dan Nugi meneruskan permainan mereka, mengorek-ngorek akar pohon beringin tua yang dahannya selalu dipotong, sehingga pohon itu tidak terlalu rimbun dan tinggi. Anak-anak SD sering menggunakan akar-akar gantungnya untuk berayun-ayun.Hal ini diluar pengetahuan Pak Kebun, karena beliau  sering melarang bergantungan disana.

“Van, aku menemukan raja semut, nih badannya besar.” Kata Nugi mengangkat semut merah dengan ranting kering. Semut berlarian kearah tangan Nugi.

“Gi lepaskan tongkatnya, kita diserang tentara semut” perintah Givan. Nugi langsung mengguncang tongkatnya, maka beberapa semut jatuh ke tanah. Tapi sang raja semut masih bertengger di tongkat .

“Berikan senjata laser pemusnah Van,…Aku terdesak nih hampir kalah”, teriak Nugi. Givan cepat tanggap mengeluarkan laser pemusnah dari kotak pensilnya.

“Cisssss…cissss” Kedua bocah itu mendesis desis mengguncang tongkat  laser dan mengarahkan ke lubang semut.

Nugi dan GIvan terus menyodok dan berlarian ke sekeliling pohon.  Mereka tertawa-tawa senang berhasil menumpas gerombolan semut dan menyandera raja semut.

Nugi menyorongkan tongkat ke kotak kuenya,..hopla.. raja semut melompat dan terjebak didalam kurungan kotak kue.“Hahaha, lihat aku menangkap raja semut “ sorak Nugi bangga

“Heyy lihat….lihat sini, raja semut memakai perisai merah hijau,..antenanya berkedip-kedip minta bantuan..SOS…SOS…SOS” . Celoteh Nugi menarik minat beberapa anak SD yang sudah pulang sekolah.Ada bang Rafi, bang Irsyad,Adit dan abangnya Todi, serta Keisya teman sekelas Nugi dan Givan di TK.Mereka berkerumun mengintip ke kotak kue Nugi.

Tiba-tiba Givan mendorong Nugi menjauh, lalu menggandeng tangan Adit. Givan dan Adit berlari kearah ayunan. Nugi mengejar sambil membawa sandranya si raja semut. Givan jadi  marah dan mengusir Nugi, karena Nugi membuntuti mereka

 “Kamu ngga boleh main sama aku dan Adit” sentak Givan

“Kenapa gak boleh?” tanya Nugi berlinang air mata

“Karena papa kamu bukan Chevron, papa kamu bukan teman deddy ku” Givan menjelaskan sambil berkacak pinggang.

 Siswa sekolah Nuansa sebagian besar anak pegawai Chevron,sebuah  perusahaan minyak milik Amerika. Hanya sebagian kecil siswanya yang orang tuanya bekerja sebagai pegawai negeri, pegawai swasta, BUMN dan pengusaha. Tetapi sekolah tersebut bukan milik perusahaan, sehingga siapapun warga Indonesia berhak bersekolah disana.

 “ Bundaaaaa,…..Givan gak mau main lagi bundaaaa”

Bunda , mommynya Givan dan mama Adit yang sudah berada didekat pohon beringin istana semut  serentak bertanya.”kenapaa ?”

“ kata Givan…. ayah Ugi tidak Chevron ….ayah tidak teman deddynya Givan… huwaaaaaa”..tangis Nugi pecah

Karuan Bunda mesem, mommy Givan dan mama Adit salah tingkah.

 

 

 

Fiki (Vicky) the Viking


Menapaki masa-masa baru berumah tangga dan kehamilan pertama, membuat aku merasa bahagia sekali. Rasanya seperti main rumah-rumahan. Memiliki panci-panci baru, piring-piring baru, gelas dan semua pernik serba baru.  Setiap hari terasa baru.  Acara menjemur pakaian disinari matahari pagi yang hangat juga terasa beda. Ada matahari baru juga disetiap pagi.

Tinggal sendirian menunggui suami pulang untuk makan siang rasanya lama sekali. Maka untuk mengisi pagi hingga siang, aku leha-leha masak, merapikan dapur mungil kami lalu nonton film kartun Vicky the Viking. Anak kecil pemberani dari suku Viking yang berasal dari Scandinavia, dengan kegiatan sehari berdagang, berladang dan sebagai perompak. Biasanya jika gagal berdagang, suku yang pemberani ini akan merampok siapa saja yang lewat diperairan mereka. Tapi dalam kartun tersebut tokoh ciliknya yang bernama Vicky, berbeda dari kaumnya dan ayahnya. Vicky kecil sangat baik hati. Sering dia bersama teman-temannya menggagalkan aksi jahat kelompok ayahnya. Dengan keluguan dan kelucuannya Vicky menumpas rencana jahat kaum Vicking tanpa mengorbankan keluarganya. Kesimpulannya kejahatan itu akhirnya berakhir damai. Watak jahat dikalahkan oleh kebaikan.

Hampir tak satupun dari seri tersebut terlewatkan menemani hari-hari ku. Begitu senangnya dengan tokoh Vicky kecil yang lucu dan cerdik, aku berniat memberi nama calon bayi kami dengan nama Vicky yang di Indonesiakan menjadi Fiki. Dengan namabayi seperti itu aku berharap punya anak lelaki yang lucu dan pintar seperti tokoh yang digambarkan serial kartoon Vicky the Viking.

Ide nama panggilan sudah ku dapat, lalu aku diskusikan dengan suami yang setuju saja jika nama itu sebagai panggilan kesayangan.  Karena baru anak pertama kedua ortu kami masing-masing juga ikut menyumbang ide. Mama ku mengirimkan buku berisi nama-nama anak Islami. Termasuk nama tokoh-tokoh Islam.  Setiap kesempatan aku selalu menitipkan bahwa aku mau ada Vicky (Fiki) dinama bayi ku kelak. Memilih diantara ribuan tanpa konsep , bagai mencari jarum di tumpukan jerami. Cuma satu nama kunci yang selalu kubawa-bawa.  Hingga waktu kelahiran tiba, belum ada nama yang utuh untuk bayi kami. Di akte sementara berbunyi “ Telah lahir anak lelaki dari …bla…bla… ..” nama dituliskan dengan pensil… “FIKI” Deuuuuh,…ngga ada artinya sama sekali tapi aku punya harapan pada  nama itu. Kepala plontos, kulit putih dan mata sipit, bayi Fiki lebih mirip Bobo Ho ketimbang Vicky the Viking.
 

Dalam minggu berikut  nama bayi Fiki sudah harus disempurnakan demi akte kelahiran keluaran catatan sipil. Diskusi berlangsung alot… ada  Hanif arti kata daam bahasa Arab adalah muslim yang teguh-lurus, Farhan dari bahasa Arab berarti bergembira, Haikal berarti dasar yang subur, semuanya jadi kandidat nama bayi kami. Kemudian  nama tokoh tokoh Islam seperti Salman Al Farisi dan Ibnusina. Semua nama mengandung arti baik atau doa. Dari kedua kubu nenek dan kakek bergantian menyodorkan calon nama. Pokoknya ramai… Bayi Fiki taunya orang berkerumun mendiskusikan dirinya. Jeritan kerasnya membuat semua orang terperanjat. Sudah saatnya nama Fiki dilengkapi, tanpa ada bantahan lagi. Aku pun sudah bosan memelototi  buku tebal berisi nama bayi. Akhirnya Nama Husnul Fikri menjadi pemenang. Tapi masih ada diskusi lagi. Jika nama depannya “Hus” nanti akan di panggil..” Husssss,…huuuuussss “ seperti mengusir kucing. Mulai lagi diskusi tak berkesudahan.. tapi jangan dengan nama depan “A”  atau “Z”. Kalau awal nama dengan huruf tersebut, bisa jadi dipanggil pertama jika ada ujian lisan disekolah. Ahh si papi ada-ada saja. Kalau begitu nama bayi menjadi Hasnul  (asal kata HUSNUL= yang baik). Biasanya kita sering mendengar Husnul Khotimah yang artinya akhir yang baik untuk manusia sebelum ajal menjemput..  Fikri artinya pemikiran.  Dilengkapi dengan nama nasabnya Mulyadi. Jadi jika digabung arti nama bayi kami adalah pemikiran yang baik dan menjadi manusia yang dimuliakan, dengan nama Hasnul Fikri Mulyadi dengan panggilan Fiki alias Vicky the Viking. Namun segala diskusi panjang tentang nama, huruf dan panggilan harus kami terima dengan kesalahan cetak pada akte kelahiran yang dikeluarkan Kantor Catatan Sipil, disitu tertera nama Hasnul Fikhri Mulyadi. Mengurus perbaikannya belum selesai hingga sekarang sejak 17 tahun yang lalu. Maka di ijazah pun tertera nama Hasnul Fikhri Mulyadi dengan penambahan huruf “H” ditengah kata Fikri, sehingga kalau diartikan lagi dari bahasa Arab tidak sesuai lagi. Yang lazim digunakan adalah Fakhri jika ada penambahan huruf H, yang berarti kebanggaan dari bahasa Arab.

 6 Bulan lagi “Fiki the Vicking” kami akan memasuki perguruan tinggi. Semoga nama yang memuat  harapan dan doa kami dikabulkan oleh Allah SWT. Dengan sederet gelar akademis menemani namanya serta memiliki akhlak mulia , Fiki akan  menjadi pemimpin …. Kelak….seperti impian ku ketika menonton cartoon Vicky the Viking , seorang anak yang merubah watak kaumnya  pada awalnya bengis, menjadi suku yang hebat. Maka Fiki pun kuharapkan merubah, ...minimal suku nya ,  menjadi hebat dan bermartabat di dunia global.
 
Untuk diikutkan pada baby giveawayBEAUTIFUL NAME FOR SMART BABY by Armita Fibriyanti”
 

Sesi Spritual: Masalah buat lo

Hidup dilingkungan berbagai suku dan agama,memang harus ektra hati-hati dengan persinggungan budaya. Teledor sedikit konflik. Salah omong konflik.
Pengalamanku dengan teman yang berbeda agama, biasanya baik-baik saja. Karena aku berprinsip Agama ku bagi ku Agamu bagi mu. Kami tidak pernah membahas ajaran agama masing-masing jika akan menimbulkan persinggungan. Tapi kami mendiskusikan hal-hal yang hampir sama dengan ajaran agama masing-masing. Misalnya berdoa sebelum makan. Bagi teman ku yang beragama Kristen, doanya agak panjang dan khusuk. Bagi kita yang beragama Islam doanya cukup dengan membaca Bismillah ,...bisa langsung memulai makan. Karena bisa saja disetiap suapan itu kita baca Bismillah lagi dalam hati. Intinya sama, yaitu bersyukur atas nikmat rizky  (makan) yang kami terima.
Tetapi untuk pilihan tempat makan, aku memang sangat berhati-hati.Biasanya teman non muslim ku itu juga paham bahwa jenis makanan dan tempat makan mutlak bagi penganut Islam,  untuk memastikan rumah makan tersebut adalah HALAL.
 
Di Kota Besar (Ibukota Profinsi), biasanya dihuni oleh bermacam etnis dan agama. Begitu juga dengan rumah makan , ada restoran China, Rumah Makan BP Khas Karo (Batak), Makanan Italia, Fast Food Amerika,  Cake and Bakery, Masakan Jawa, Ampera Minang dll. Untuk Restoran China dan Babi Panggang (BP) Karo, jelas-jelas menunjukkan ketidak Halal an. Biasanya pemilik restoran akan mengingatkan kita kalau salah masuk. Tapi jika Restoran  terkenal waralaba, biasanya untuk wilayah  mayoritas Muslim  maka restoran tersebut sudah mendapatkan sertifikasi Halal. Begitu  uga dengan Bakery-bakery, biasanya pada pintu masuk sudah disodori label Halal dari MUI.
 
Berbeda halnya ketika makan di Rumah Makan Jawa. Secara umum, masakannya mudah diterima lidah. Penampilan pemilik warung tidak bisa diduga. Usut punya usut, pemilik rumah makan adalah non muslim. Nah Lo!. Kalau memilih menu berupa ayam, apakah ayam ini disembelih secara Islam, karena dipasar pun ada penjual ayam orang Batak (non Muslim) sudah pastilah tata cara penyembelihan tidak secara Islami. Seandainya memilih menu seafood, apakah panci tersebut pernah digunkana untuk menggulai babi? kalau pernah,..bukankah mesti dicuci tanah (sama') dulu 7 x karena babi tergolong pada najis berat. Jika ragu maka sebaiknya hindarilah masuk ke rumah makan tersebut.
Kejadian lain pernah ku alami. Dalam nasi kotak tersebut ada lauk kulit ayam digoreng tepung dan disiram saus tomat asam manis. Selain itu ada irisan kentang teri diberi kecap. Sambal terasi yang manis. Entah mengapa, perpaduan lauk itu tidak bisa kuterima. Pertama aku tidak suka kulit ayam. Kedua rasa masakan itu tidak padu karena dominan manis. Setelah memeriksa lauknya yang hanya berupa kulit ayam tepung, aku menghentikan makan. Ada rasa was-was dan prasangka sewatu melihat kulit ayam tersebut. Aku lihat label restorannya, tempat yang tidak biasa kami kunjungi. Tak sengaja aku menceritakan ke teman, yang kebetulan tinggal di wilayah yang sama dengan Retauran tersebut. Jadilah aku terperanjat karena Restoran tersebut milik keturunan orang China yang berbahasa Indonesia saja masih patah-patah. Karuan penemuan ini aku ketengahkan dalam rapat dinas, karena yang mengkonsumsi nasi kotak tersebut siswa dan guru2 yang mayoritas Islam.
Tapi apa yang terjadi sungguh mencengangkan. Aku diserbu ibu-ibu yang beragama Islam yang sebelumnya merekalah yang memesan nasi kotak tersebut dan mengatakan restoran tersebut "bersih" karena mereka telah survey HES sebelum memesannya. Bersih secara kesehatan belum tentu HALAL. Bersih dari endusan si gukguk, bersih dari lalat, atau bersih dari zat kimia. Dikatakan bersih karena hasil pantauan mereka tukang masak restoran tsb adalah Muslim. Tapi apakah ibu-ibu yang baik hati tadi paham dengan kaidah agamanya sendiri tentang ke Halal an suatu makanan dan apa dampaknya jika kita mengkonsumsi makanan yang tidak halal. 
 
Dalam hal ini koordinator konsumsinya adalah non muslim, tapi tim survey dan pemesannya adalah Muslim. Disinilah letak persinggungannya. Kenapa timnya yang muslim itu harus nyerempet-nyerempet bahaya dengan memesan makanan ditempat yang diragukan ke Halal annya. Kenapa tidak memesan makanan di tempat langganan saja atau paling aman adalah RM Padang atau RM Melayu. Akhirnya yang terjadi adalah saya dihakimi karena saya telah "menuduh" koordinator konsumsi memberikan makanan yang tidak Halal bagi umat muslim.

Sesi Spritual: Muslimah! Tetaplah Belajar


Suatu hari aku membaca status facebook seorang wanita paruh baya. Distatus itu dia menggerutu karena ada temannya yang mempertanyakan kenapa belum menutup aurat padahal sudah berumur dan bercucu. Dengan usia yang sudah tidak muda lagi masih senang berpakaian ala remaja dengan celana pendek, celana hipster dan kancing kemeja yang (sering) lupa mamasangnya pada bagian dada.  Sayangnya pertanyaan sang teman ditanggapi dengan marah lalu beberapa kawan lain menimpali dengan pernyataan-pernyataan nyleneh.seperti  kutipan berikut"
“ …biarlah Allah yang tahu bagaimana kedekatan saya dengan Allah…”
“ orang yang sok memberi nasihat adalah orang yang kosong…bla..bla…bla…”
“..jilbabin dulu hatinya baru orangnya…”
“ Percaya Diri lebih penting jilbab hanya fashion style..”
“ Prinsip jangan dirubah, hubungan manusia dengan yang diatas tidak perlu diketahui orang lain,..biar Allah yang menentukan endingnya”
Hal senada sering juga ku dengar dari teman-teman lama ku ketika kami bernostalgia tentang tingkah kami dimasa remaja. Aku bersyukur dengan seorang teman  yang lahir dari keluarga mualaf, ikhlas mengenakan jilbab. Tapi menyayangkan seorang teman yang pintar, berkarir cemerlang, sudah berhaji tapi belum bersedia menutup auratnya dengan alasan cukup dengan menjilbabi hatinya. Dan dengan bangga menambahkan telah hapal Al Quran 2 juz.Sesuatu yang kontradiktif, 2 juz tanpa bisa memaknai dan menaati perintah yang terkandung didalam surat yang dihapalnya.

Sering orang merasa jengah  atau marah jika dinasihati yang baik. Lalu akan mencari pembenaran dari kesalahpahaman nya sendiri. Mengemukakan pendapat awamnya di media,apa dasarnya menyatakan pendapat “si penasihat itu salah dan pendapatnya yang benar?” Adakah dalil Alquran atau Hadis yang digunakannya untuk mendukung pendapatnya? .Ada baiknya ukhti  itu belajar lagi tentang menjadi muslimah ketimbang mengeluarkan statement yang besar kemungkinan adalah  salah. Karena dalam Islam itu kita memang harus banyak belajar,…Ilmu adalah tonggak Iman  ( al Ilmu Imaadun Iman) yang menjadi sumber Ilmu adalah Alquran dan Hadist.

Sebagaimana firman Allah pada surah Al Ahzab 59.

Wahai Nabi, katakanlah pada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri orang-orang yang beriman hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu agar supaya mereka mudah untuk dikenal karena itu mereka tidak diganggu dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Karena Allah tahu apabila wanita tidak memakai busana muslimah kehancuran manusia itu akan datang, karena fitnah wanita itu adalah yang paling besar, sebagaimana sabda Rasulullah Saw.

Dan telah aku tinggalkan fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki melainkan wanita“.
Allah terus menegaskan pada banyak ayat pada AlQuran, begitu pula Rasullulah yang mengingatkan pada hadistnya. Para sahabat, tabi’in, tabiut tabi’in. Juga para Imam: Imam Maliki, Imam Syafi’i, Imam Hambali, Imam Hanafi semuanya mengingatkan wajibnya berjilbab. Tidak ada satupun dari para Imam yang membantah dengan kata lain  khilafiah atau diragukan .
Katakanlah pada wanita yang beriman hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya serta tidak menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa tampak darinya dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka.” An-Nur.31
Buat saudariku yang marah dinasihati dan disuruh berjilbab, dengarlah bahwa orang yang tidak taat atau tidak patuh kepada perintah Allah, maka segala ibadahnya menjadi tertolak. Bagaimana mungkin mengatakan dekat dengan Allah sang Pencipta sedangkan perintah Allah agar mengenakan hijab atau menutup aurat saja dilanggar. Tidak perlu melihat contoh-contoh bahwa ada wanita yang berbusana muslimah tertutup tapi hatinya culas, atau cukup dengan hati yang baik tanpa perlu memakai hijab maka Allah akan menggolongkan menjadi para penghuni syurga. Jadilah dirimu sendiri tapi dengan rambu-rambu “menjadi wanita muslimah” jika ukhti seorang Islam.  Sekali lagi bekalilah dirimu dengan ilmu wahai saudari ku.

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali pula dalam keadaan asing, maka berbahagialah orang-orang dikatakan asing.” (HR. Muslim dari hadits Abu Hurairah dan Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma

Seperti  apa yang telah disabdakan oleh nabi Muhammad SAW tersebut, bahkan dinegara yang mayoritas muslim seperti Indonesia, tapi tanpa adanya pemahaman ilmu islam yang benar, maka islam tetaplah akan menjadi sesuatu yang asing. Tapi betapa beruntungnya orang-orang yang tetap berpegang teguh pada ajaran islam yang murni, karena merekalah yang akan selalu berkarib dengan ridho Allah Subhanahu Wata'ala, walau banyak manusia tidak menyukainya.

Aku belumlah menjadi seorang muslimah yang kaffah, tapi terus menjadi pembelajar agar menemukan jalan untuk mencapai visi yang paling utama dalam hidup ini yakni meraih Ridha Allah (Surga), untuk meraih Syurga harus ada Amal untuk beramal harus ada Ilmu.