Raungan Tengah Malam

Paling sebal kalau sudah mulai musim kawin kucing. Dimana-mana bau asam dan tengik. Pagi ini handuk ku yang kena sasaran. Sebelumnya sepatu Fira. Tiap pagi kami terpaksa mengendusi bagian mana yang kena semprot.
Dimana-mana para kucing mulai mojok berpandang-pandangan. Dikolong mobil, diteras, diatap. Ada kucing jantan putih, kuning, abu-abu dan hitam. Yang betina ada yang kuning, belang dan abu-abu. Diantara kucing-kucing tersebut ada yang ibunya, anaknya dan bapaknya. Dasar hewan kalau sudah musimnya gak ada aturan kekeluargaan lagi. Semua OK.
Ada seekor kucing yang tergolong masih remaja dikawin oleh kucing garong buruk rupa. Tampang kucing jantan ini benar-benar bengal. Penuh codet dimukanya yang lebar dan agak persegi. Sementara kucing betina ini manis dan imut. Entah apa yang terjadi ,setelah jurus gombal yang dikeluarkan si kucing garongn, kucing manis ini menggelepar seperti kesakitan. Karuan si garong aku timpuk pakai sapu. Tidak berapa lama mereka jalan-jalan berdua dan kejar-kejaran bak felem India. Akhirnya kisah romantispun berakhir setelah sikucing manis bunting. Rasain tuh tanpa pejantan siaga. Si Garong tak pernah datang lagi.
Kucing angkat kami (yang pernah diceritakan diblog lalu) beranak yang ketiga kali tapi semua anaknya mati diusia ”balita”. Kasusnya berbeda ada tergiles mobil tetangga, ada yang “geger otak” jatuh dari loteng, dan ada yang mati merana tidak disusui induknya. Minggu lalu Fikri baru menguburkan anaknya yang terakhir hamper membusuk di gudang. Untung cepat ketahuan. Belum habis masa berkabung , induknya sudah pacaran lagi. Gak pernah berasa tua, kali ini jantannya agak berjih. Mungkin kucing angkat kami sudah agak pintar memilih jantan supaya perbaikan keturunan. Ributnya minta ampun. Waktu Faiz bertanya kenapa kucing-kucing diloteng dapur terdengar riuh, aku jawab mereka sedang bernyanyi merayakan perkawinan induk kucing. Ada suara 1, 2 dan 3,…jadi trio macan….oh bukan,…trio kucing dong…..yang sedang menyayikan …” kami ini si kucing garong,…..sedang mengintai kucing kalian,….sekalian mencuri lauk dan berburu tikus”….tralala….trilili….
Tapi tiba-tiba nada nya senyap, lalu sayup-sayup terdengar seperti bayi menangis. Suasana mencekam. Faiz terbangun dan ketakutan. Fikri pun terlonjak . Jujur aku sangat takut.Suara apa itu. Apa itu suara kuntilanak?.....dengan jantung berdebar aku terus mempertajam pendengaran …..suara apa itu. Lamat-lamat seperti kata ,….”mau………mau…………………meong…………….meong……meoooooooong”..Owalaaaahhhh itu kelanjutan koor si kucing garong. Beberapa menit kemudian terjadi kegaduhan,…kejar-kejaran dimulai , lalu sahut-sahutan berkelahi. Nada melengking, menggeram, mendesis-desis…..Berdua Fikri kami mulai naik pitam ikutan bersuara mengusir kucing-kucing yang tengah pesta.xxx..Tiga ekor kucing berhamburan panic, lari kekolong meja makan. Pletak! Yang satu kena sambar gagang sapu Fikri. Satu lagi kena sapu lidi ku. Terpojok di depan pintu yang tertutup, seember air sepertinya sanggup menyurutkan birahi ketiga hewan tersebut. Byuuuuurrrrr!!!!............................Selamat mengepel besok pagi…

Ketika Linda Ketinggalan Pesawat

Setiap tahun kami selalu melaksanakan pemberian hadiah Masa bakti yaitu penghargaan kepada guru dan karyawan yang telah bekerja dengan kelipatan lima tahun. Bertepatan dengan hari guru 25 November. Perlu digaris bawahi ini hanya kebetulan bersamaan tapi tidak secara khusus merayakan hari guru.Tetapi MASA BAKTI.
Sesampai dirumah aku dapat telpon dari Devi teman SMP ku. Dengan terburu-buru dia mengatakan kalau Linda sekarang ada di Pekanbaru dan berencana mengunjunginya di Hotel Aryaduta. Begitu diajak aku langsung setuju.
BAru selesai shalat Ashar, klakson berbunyi. Wah kilat, aku yang masih berdaster hanya bisa melongokkan kepala dipintu supaya Devi masuk dulu.

Aku dandan kilat dan praktis saja. Sambar tas dan uffff...sepatu entah dimana. Kotak-kotak sepatu bergelimpangan tanpa isinya.Dan ini pasti kerjaan Faiz. Aku sudah gak sempat marah lagi karena kelihatannya Devi juga terburu-buru sehingga gak mau nunggu didalam rumah, tapi tetap di mobil. Merasa tidak enak ditunggu terlalu lama aku terpakasa pakai selop hak yang ditemukan Fira di rak buku...Masya Allah ,...FAIIIIIIZ

Waktu aku tanya kenapa tidak mau keluar mobil, ternyata kunci mobilnya ketinggalan di rumah,....Loh Kok????? Kami harus kerumahnya menjeput kunci mobil

Sesampai di Ardut, Linda teman SMP kami sudah rapi siap untuk berangkat. Masih seperti dulu, mungil,lincah dan suka bercanda. Datang ke Pekanbaru cuma setengah hari, tapi malah ketinggalan pesawat yang berangkat 13 20. Sementara Pak Wako masih ingin berbincang-bincang, hihi...lucu. Linda yang tamu PemKo harus menyesuaikan waktu.
Dengan ketinggalan pesawat kami bisa bertemu. Walau hanya 1 jam saja. Ngobrol di mobil Devi sambil keliling kota. Aku tawarin makan-makan dulu ditolak, durian ditolak juga,...soalnya Linda masih trauma takut telat lagi. Begitu masuk di jalanan macet waktu sudah menunjukkan pukul 17:15. Garuda tekahir berangkat jam 18:20,..masih lama.
Cerita nostalgia lebih seru ketimbang makan, yups.....hebohnya kami bertiga,...mengalahkan semuanya.

Obrolan terhenti ketika kami sudah sampai di depan pintu keberangkatan. Peluk hangat ku untuk mu,...selamat jalan teman,.....semoga kita ketemu lagi

Bersih-bersih

Puffff,..rumah ku berdebu.Kasian lama ditinggal dan tidak di dandani lagi.
Kok jadi malas gini ya,..padahal dulu tiap bulan ganti tamplate (boleh minjam)ke tetangga. Apalagi sejak si Digi sering ngadat jadi males upload.
Apalagi nulis, rasanya agak terkontaminasi gaya penulisan ilmiah,..uh garing.
Baru pembukaan kok seperti latar belakang masalah,...lalu berubah ke kajian pustaka...untung belom ke hipotesa....ck...ck...jadi sok serius
Tapi jangan nyalah-nyalahin kambing ya,...dasar emang malassss.

Kampus sekarang sepi, ga ada kawan. Perpustakaan juga sepi. Bukunya-bukunya masih keluaran "abad" lalu. Kalaupun ada yg baru paling organization behavior,..uhh sampai eneg. Serasa melihat sarapan pagi roti selai kacang yang dimakan seminggu berturut-turut.
Awal bulan lalu nyaliku sempat ciut mendengar kabar, teman-teman seangkatan sudah selesai ke Bab 3. Sedang aku masih Bab I dan masih dicoretin. Begitu maju ke bab 2, pbb 2 menganjurkan ganti variabel. Sedih karena merasa aku paling bodoh. Tapi minggu kemarin aku hampir semalaman terpingkal-pingkal melihat hasil kerja mereka yang sudah 70 halaman salah semua. Bukan menertawakan kesalahan temanku, tapi lebih ke menghibur diriku yang ternyata masih lebih baik.

Sekarang aku punya kerjaan rutin mencecerkan buku dimana-mana. Selamat 2 buku berhasil dicoret Faiz. Keren kan aku baca buku 4-5 buah sehari. Baru pada lembar yang diinginkan, aku sudah menghayal berdiri di depan dosen penguji dengan PD lalu menjawab pertanyaan mereka,....lalu busana yang akan kupakai nuansa melayu atau stelan blazer ala profesional, sepatu 7cm atau yang 3 cm saja karena akan berdiri 1 jam. Kira-kira perlu tas baru untuk menyesuaikannya? Hermes atau LV, yang KW Super atau buatan Tajur saja,...................eh jadi senyum sendiri, untung gak ada yang liat...Atau aku sudah mulai senewen ya,....gara-gara *****

"Iya" kata Faiz....oh 'ngigau,...

Bersih-bersih lagi ahh,...mau ganti template yang seggerrr. Tapi siapa yang mau bantuin mindahin buku 1 "kuintal" kelemari buku di pojok yang jendelanya belom ditutup gorden,....mana penghuni rumah sudah terlelap semua.Faiz si penumpang gelap di kamar ini sudah meringkuk seperi kucing. dan Ohhhhh.....buku menyebalkan serta *****memuakkan enyahlah kau cepat dari sisiku