Kipang Kacang Ajaib



Untuk pengisi buku Rp 25, kami diminta menyumbang cerita lucu dimasa SMA. Namanya juga kisah lucu isinya harus lucu dong. Dalam cerita itu berkisah tentang kebosanan penulis dalam pelajaran kimia menjelang ujian akhir sekolah. Tulisan dalam bahasa Minang. Jadi tidak semua pembaca bisa memahami isinya. Kalau dialihkan ke Bahasa Indonesia, kisahnya jadi tidak lucu lagi.
Yang saya tampilkan diblog ini adalah original, tapi di buku alumni sudah diedit beberapa kata oleh teman-teman penyunting naskah.
...............................................................................................................................................................


Udaro dingin tapi matohari agak manyangek katiko kelas kami harus belajar tambahan sapulang sakola. Karano alah kelas 3 SMA alah dakek pulo ka EBTANAS, yo banyak les ini itu nan kadi ikuti. Lah larak abuak dek baraja. Apolai baraja kimia pulo. Ondeh lah bacampua greg dan mol jo rumus vector antah nama pulo dalil pitagoras  disambuang pulo alpha pangkat 4, yo lah taangguak-angguak kapalo kawan – kawan.
Wakatu itu baraja tambahan kimia jo pak Khairi. Kawan-kawan serius bana mandanga. Nan ambo gelisah antah mungkin pandangaran waktu itu agak taganggu. Mungkin lah panuah isinyo. Atau suaro pak Khairi terlalu lembut sahingga greg dan mol nan manjadi topic hari tu barubah ditalingo ambo manjadi kipang kacang. Eee jauah na melesetnyo kaji yo.
Heran ambo maliek kawan-kawan sakali ko diam seribu basa. Biasonyo muluik kawan-kawan ko agak susah di antokan, sakali ko elok laku. Tingga ambo surang sajo mungkin nan kalimpasiangan ndak ado kawan nan bisa diajak maota. Samantaro pejaran tu indak manarik samo sekali.
Daripado tenggen surang, takanalah didalam tas ado saplastik kipang kacang nan kadimakan jam istirahat. Mako tabik lah pangana mangaluaannyo dan makan sambia mandok dibaliak buku. Digigik kipang tu , malakek pulo gigi disinan. Baa caro mangunyahnyo dek kipang ko sangaik liek. Setelah beberapa saat akhirnya lai lapeh juo dari gigi. Untuang indak tacabuik gigi sangkek tu. Aaa tabik pangana manggaduah kawan-kawan lain nan asyik dalam lamunannyo masiang-masiang ( yakin ambo indak ado nan mamparatian guru doh, mungkin lah tabang ka pasa ateh pangana urang ko). Mako ambo mulai mangedarkan kipang kacang ko ka sabalah kida dan ka suok, kamuko jo kabalakang . Lah manakua dalam-dalam . Mungkin dek basarobok jo kipang ajaib ko mako kapalo kawan ko makin manunduak…haaa …lah basitungkin  malapehan gigi nan terjebak dikipang kacang tu.
Akhirnyo kelas yang sunyi senyap hanyo suaro pak Khairi sajo nan tadanga, barubah lah jadi cekikikan , sambia kapalo kawan nan jadi korban lah teleng-teleng…Namun pak Khairi taruih juo manarangkan indak tapangaruah jo kelas nan lah mulai kasak-kusuak.
Sayangnyo ambo lupo sia sajo nan jadi korban, hmmm ….. nan duduak dakek ambo Mutia Farina dan Hasty Walasti,….bisa dibayangkan uni-uni nan manih-manih ko mairik-irik kipang kacang tu supayo lapeh dari gigi mereka….sudah tu tasambua galak wuahahaha…..

Selamat bereuni Perak 25 tahun, (1988 - 2013 Jalinan nan Indak Putuih,.........(.Bali kipang kacang wak nah)

REUNI PERAK KONCO AREK 88

Sejak jauh hari aku sudah merencanakan untuk cuti lebaran. Pilihan berlebaran kali ini di Pekanbaru dulu, karena mertua yang sakit dan sudah 3 tahun berturut-turut berlebaran di Bukittinggi. Biasanya bergantian tiap tahun, diselingi liburan. Karena anak-anak sudah punya teman-teman sendiri dan sepupu juga banyak, maka anak-anak pengen lebaran kali ini di Pekanbaru saja.


Saat pengajuan cuti, ternyata harus masuk tanggal 13.Ada pekerjaan yang harus dituntaskan hingga tanggal 19 Agustus 2013. Waduh,.. artinya cuma punya waktu 4 hari ke Bukittinggi. 2 hari termakan perjalanan.Jadwal padat antara berkunjung ke sanak family dan berkumpul dengan kawan-kawan. Rasanya tidak cukup 24 jam sehari.

Reuni Perak yang dinanti-nantikan tiba. Sepertinya persiapan sejak setahun yang lalu tidak terlalu meleset dari bayangan. Pengumpulan database alumni dan perjalanan kepengurusan iasma 88 ditambahi 2 cerita masa lalu dari saya dan Elmi. Puass deh.

Malam minggu, sepulang dari menengok nenek di Lubuk Basung dan terjebak macet selama 4 jam di Maninjau , aku menyempatkan diri ke Posko Panitia. Di pelataran bungalow berdiri bapak-bapak (paruh baya, karena sudah pada ubanan) yang notabene teman-teman sendiri. Ada ketua Iang, Shaf, Jon O,Jon.A, Mbut,Benny dll… woow mereka langsung riuh soal Kipang Kacang seperti yang ada dalam buku Rp 25. Setelah salam-salaman aku berniat masuk menyambangi ibu-ibu yang ada didalam. Tapi dicegat oleh…..(maaf pren,..namanya lupa)…langsung menyorongkan buku tersebut dan bertanya apakah saya benar bernama “Ewida”,..pasti disambut koor tawa yang lain. Dan mengajukan pertanyaan seputar tulisan dibuku tersebut.

“Wid, itu cerita benar terjadi atau karangan saja?..” Tanya bliau itu

Aku cuma tertawa saja…soalnya malu juga ya , apa iya aku sebengal cerita di buku RP 25. Namanya juga remaja SMA…yah pasti ada saja ulahnya. Termasuk saya yang orang lain banyak ketipu. Muka kalem,..tapi…..kalau sudah bertemu,…..gak asyik kalau tidak bikin ketawa .

Didalam, para amay-amay ( Em, Valin, Tit, Loly, Minda, Adriani dll) pun menyinggung Kipang Kacang,..makin malu jadinya. Setelah cipika-cipiki dengan para emak, menanyakan kabar terkini delele… mengambil kaos dan buku.. lalu pulang, karena waktu telah menunjukkan pukul 22.30. Teringat Durian sepanci belum dihabiskan. Dirumah baru sempat baca-baca buku Rp 25 jam sudah pukul 1 dini hari.

Pukul 4 pagi sudah bangun,… berburu air, karena kalau agak siang, airnya sulit keluar walau sudah menghidupkan mesin pompa . Krisis air…Jam 7 pagi harus hadir di sekolah tercinta SMA 1 LandBouw. Karena antusiasnya teman-temansudah datang tepat waktu. Orang pertama yang aku jumpai adalah 2 Vera. dan Trecyfia ketiganya teman sejak di SMP dan baru hari itu berjumpa lagi. Peluk erat,..bercerita sampai sesak nafas. Mulai dari gerbang SMA sampai aula yang berada dibagian belakang sekolah, kami bertukar kabar.

Diteras sudah disambut dengan katupek kapau dan bubur kampiun. Tapi rasanya tidak semenarik pertemuan dengan teman-teman yang sebagian ada yang telah terlupakan. Rasanya harus kerja keras membongkar memori,..oh iya si anu,….kita sekelas di kelas 1,…o iya si ini,…satu jurusan,….o iyya si ani (sambil melirik namanya didada) dan sok akrab menyapa..

Ada juga seorang teman yang sudah menyakan ke teman-teman yang lain,…”Ewida itu yang mana?”…

“ohhh si Wid,…kalau ini kenaal”…hhh ampiuuun,..tapi maaf saya malah lupa siapa dirinya.

Acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan,..mulai dari panitia , kepala sekolah, EO,.. …dani kami makin asyik ngobrol sambil cekikikan menceritakan hal yang lucu-lucu 25 tahun silam. Berkeliling sekolah, melihat bekas kelas kami dan saat duduk di bangku-bangku itu serasa terbang ke masa lalu. Cerita lucu tak pernah berhenti tentang kebiasaan 2 lama. Rina si Lebe,…cara berjalan Titi Sue,….Senyum si Adek karena cuma giginya yang putih,…gak habis-habisnya. Untuk kelas kami , yang datang lumayan banyak, sekitar 2o an orang dari 34orang.

Berpindah ke hotel Campago yang berada di atas bukit di kawasan Inkorba. Pemandangan memukau dari ketinggian. Mencuci mata pada hamparan menghijau dan gunung yang tersenyum ramah pada kami semua alumni 88. Disini disuguhi pisang goring keju, tahu dan teh manis/kopi hangat. Sayang stoknya sedikit, banyak yang tidak kebagian. Padahal dipiring-piring kecil banyak tersisa . Mungkin si pemakan mengira akan sanggup menghabiskan 5 gorengan sekaligus. Apa daya acara masih banyak dan teman-teman yang blum sempat sarapan masih dibuai angin semilir serta alunan music bosas.

Game-game yang diusung hanya untuk anak-anak usia SD. Sementara dengan usia kami yang sudah 44 tahunan ini sudah banyak yang memiliki anak-anak remaja. Jadinya mereka tidak terlibat. Anak-anak teman2 yang dari luar kota yang menginap di Hotel Campago hanya nonton TV dikamar masing-masing. Yang tidak ikut menginap mencari kesibukan dengan memotret orang tuanya yang sedang jadi ABG. Sebenarnya gamenya bagus untuk menambah wawasan mengenal budaya Minang Kabau. Kami diminta mengambil kotak berisi baju adat dan memasangkan satu orang 1 potong ke seorang model terpilih. Awalnya saya mengajukan Fira, tapi ternya baju adatnya berukuran kecil. Maka modelnya diganti ke anaknya Mirza. Model kami paling ‘kamek’ seperti mamanya. Pakaian yang kami pasangkan 90 % benar. Hanya 1 tokah yang dipasang terbalik. Akhirnya kami jurusan biologi yang keluar sebagai pemenang.

Secara keseluruhan, keluarga masing-masing merasa puas, karena merasa diikursertakan dalam reuni ini. Konco Arek 88 dapat mengajak urang sumando dan ipa dengan sikap persaudaraan. Saking merasa akrabnya sampai-sampai hubby dikira alumni 88 juga. Pertanyaan2 seperti:

“Ndeee…badan co itu juo yo tetap tajago,…kelas bara dulu?.....tanya salah satu alumni ke suamiku

Atau

“ Dima tingga di Pakan?”

“ Rumbai? Lai acok basuo jo si Wid padusi dari kelas bio?”

Itu pertanyaan dari Adek yang sama2 tinggal di Pekanbaru….Padahal sudah 2 kali ketemu suamiku…Adek konyol….udah jelas-jelas pakai name tag “Wid” masih ditanya juga,…Gimana gak sering ketemu, lah tidur aja bareng hehe…Adek…Adek….

Sayangnya aku dan keluarga harus pamit jam 14.30 disamping anak-anak mulai capek, aku masih harus mengunjungi saudara ke Kampung. Jadinya moment penting rapat alumni dan sambutan dari bupati Agam yang notabene adalah alumni SMA1 juga tidak dapat kami ikuti. Diparkiran beberapa teman juga pulang, seperti Pit dan keluarga, Deni dengan anaknya , Jon Odius dan anak, Win dengan keluarga dll.

Untuk acara malam anak-anak tidak mau ikut lagi. Maka aku pergi bertiga Deni dan Monra. Malam itu kami mengenakan dress code putih. Keren,..Sepertinya anggun dan hikmat. Tapi dingin menusuk-nusuk di puncak bukit itu. Jadi teringat status seorang teman yang sedang berburu baju hingga tertambat di gaun putih untuk reuni. Kebetulan aku dan Mira sama2 membaca status tersebut, maka jadilah kami tertawa bareng setelah melihat gaun pilihan sang teman itu…..kaftan putih bling-bling ..hehe…. Kami berdua terus ketawa-ketawa mendengar pembicaraan amay-amay 88 mengenai fashion malam itu. Sibuk dengan gaya jilbab yang melintir-lintir,..gaun yang melambai-lambai, ‘meratapi’ kesalahan pakai warna jilbab, ada yang gaya turban ala ibunya Malin Kundang, pokoknya beragam. Dalam acara itu ternyata ada DIVA,….hihihi…pernyataan paling lebay dari MC. Maksudnya memanggil salah satu panitia untuk jadi Host tapi jadi seperti wawancara pada seorang artis mengenai kesan terhadap sekolah dan guru-guru. Mestinya yang disampaikan itu mewakili kenangan semua alumni bukan personality. Sehingga guru-guru yang dikenang hanya terbatas pada ingatan sang DIVA…dan entah apalagi yang dicelotehkan para alumni ini, kami (Aku, Mira, Wilson dan Lena) juga melanjutkan acara di dalam dengan minum secangkir kopi ditemani pisang kapik dan inti,….

Jam Cynderella hanya sampai pukul 22:00, kebetulan diluar juga sudah mulai salam-salaman. Dan yeahh…aku, Deni dan Monra harus pulang dibelakang kami menyusul Nelfi dan beberapa teman lagi. Menoleh ke belakang seperti rombongan hantu bergentayangan warna putih melambai-lambai. Konon dibukit sebelah disebut bukit hantu, sering terdengar orang memanggil-manggil. Waktu itu Deni menawarkan jalan alternative paling cepatsampai ke jalan raya, ya kearah buit tersebut,….langsung aku jawab Tidak usah karena jalan menurunnya terlalu tajam dan berbelok,…padahal takuuuuutttttt…

Hari ini di meja kerja,…aku hanya bisa menganang kembali pertemuan dengan teman2 lama yang sudah 25 tahun tidak pernah bertemu. Semoga kita masih dipertemukan kembali