Postcardfiction3: N A R T I


Beberapa bulan belakangan ini Narti makin gemuk saja. Ibu dan ayah sering meminta ku untuk bertanya, kenapa Narti sering kelelahan, makannya banyak, suka mencuri-curi cemilan dan lebih pendiam. Aku terlalu sibuk dengan skripsi, masa ditugasi mewawancarai Narti, yang penting cucian dan strikaannya bersih dan rapi.

“ Ibu, aku sudah wawancara 10 orang hari ini, masa harus wawancara lagi” sungut ku sambil mengangkat baju-baju yang baru selesai disetrika Narti. Tapi kok baju-baju tidak wangi seperti biasa. Aku mengendusi baju-baju yang lain. Sama cuma bau deterjen samar-samar.

Kata Jihan adikku ,” Narti sekarang hemat menggunakan deterjen dan pewangi , mual kalau mencium baunya. Dan  sekarang Narti juga tidak mencuci dirumah Cici Ling lagi, katanya takut sama koko” . Anak ini sudah seperti  Warta Kota saja.

“ Orang aneh “ pikir ku, wewangian kok malah jadi mual, dulu-dulu dia paling getol menyemprot semua strikaannya. sroooot….sroooot…. bikin ibu histeris karena harus beli 4 botol sebulan . Tapi memang Narti suka aneh akhir-akhir ini. Suka makan beras, bisik-bisik dengan Jihan minta jajanan keripik kentang, dan yang paling sebal, Narti tanpa malu-malu memakan kue-kue  yang disimpan ibu untukku.

Aku terlalu sibuk dengan tugas akhir yang nyaris membuat kepala ku botak karena pembimbing ku masih belum sreg dengan tulisan ku. Aku juga tidak peduli dengan baju-bajuku yang sudah mulai wangi kembali  atau Narti yang makin gemuk.  Ibu juga sepertinya tidak mamaksaku untuk bertanya-tanya pada Narti.

Akhirnya ujian akhir dapat kulalui dengan baik. Pembimbing ku juga baik dengan memberi nilai terbaik. Dengan pasti dan senyum mengembang aku ke podium untuk memberi kata-kata sambutan. Lalu satu persatu kami dilantik jadi sarjana.

Selesai acara, ayah membawa kami semua ke Rumah Sakit, kabarnya  Narti sakit. Ibu kelihatan panik dan menyuruh Tante Nur tetangga sebelah menyiapkan kain . Disebuah kamar, Narti menangis dengan seorang bayi dipangkuannya, si bayi bermata sipit.

Postcardfiction ke 3 untuk Kampungfiksi

1 komentar: