Suatu hari aku membaca status facebook seorang
wanita paruh baya. Distatus itu dia menggerutu karena ada temannya yang
mempertanyakan kenapa belum menutup aurat padahal sudah berumur dan bercucu.
Dengan usia yang sudah tidak muda lagi masih senang berpakaian ala remaja
dengan celana pendek, celana hipster dan kancing kemeja yang (sering) lupa mamasangnya
pada bagian dada. Sayangnya pertanyaan
sang teman ditanggapi dengan marah lalu beberapa kawan lain menimpali dengan
pernyataan-pernyataan nyleneh.seperti kutipan berikut"
“ …biarlah Allah yang tahu bagaimana kedekatan
saya dengan Allah…”
“ orang yang sok memberi nasihat adalah orang yang
kosong…bla..bla…bla…”
“..jilbabin dulu hatinya baru orangnya…”
“ Percaya Diri lebih penting jilbab hanya fashion style..”
“ Prinsip jangan dirubah, hubungan manusia dengan
yang diatas tidak perlu diketahui orang lain,..biar Allah yang menentukan
endingnya”
Hal senada sering juga ku dengar dari teman-teman
lama ku ketika kami bernostalgia tentang tingkah kami dimasa remaja. Aku
bersyukur dengan seorang teman yang
lahir dari keluarga mualaf, ikhlas mengenakan jilbab. Tapi menyayangkan seorang
teman yang pintar, berkarir cemerlang, sudah berhaji tapi belum bersedia
menutup auratnya dengan alasan cukup dengan menjilbabi hatinya. Dan dengan
bangga menambahkan telah hapal Al Quran 2 juz.Sesuatu yang kontradiktif, 2 juz
tanpa bisa memaknai dan menaati perintah yang terkandung didalam surat yang
dihapalnya.
Sering orang merasa jengah atau marah jika dinasihati yang baik. Lalu
akan mencari pembenaran dari kesalahpahaman nya sendiri. Mengemukakan pendapat
awamnya di media,apa dasarnya menyatakan pendapat “si penasihat itu salah dan pendapatnya
yang benar?” Adakah dalil Alquran atau Hadis yang digunakannya untuk mendukung
pendapatnya? .Ada baiknya ukhti itu
belajar lagi tentang menjadi muslimah ketimbang mengeluarkan statement yang besar
kemungkinan adalah salah. Karena dalam
Islam itu kita memang harus banyak belajar,…Ilmu adalah tonggak Iman ( al
Ilmu Imaadun Iman) yang menjadi sumber Ilmu adalah Alquran dan Hadist.
Sebagaimana firman Allah pada surah Al Ahzab 59.
“Wahai Nabi, katakanlah pada istri-istrimu, anak-anak
perempuanmu, dan istri orang-orang yang beriman hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu agar supaya mereka mudah
untuk dikenal karena itu mereka tidak diganggu dan Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.“
Karena Allah tahu apabila wanita tidak memakai busana muslimah
kehancuran manusia itu akan datang, karena fitnah wanita itu adalah yang paling
besar, sebagaimana sabda Rasulullah Saw.
“Dan
telah aku tinggalkan fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki melainkan
wanita“.
Allah terus menegaskan pada banyak ayat pada AlQuran, begitu
pula Rasullulah yang mengingatkan pada hadistnya. Para sahabat, tabi’in, tabiut
tabi’in. Juga para Imam: Imam Maliki, Imam Syafi’i, Imam Hambali, Imam Hanafi
semuanya mengingatkan wajibnya berjilbab.
Tidak ada satupun dari para Imam yang membantah dengan kata lain khilafiah atau diragukan .
“Katakanlah
pada wanita yang beriman hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga
kemaluannya serta tidak menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa tampak
darinya dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka.”
An-Nur.31
Buat saudariku yang marah dinasihati dan disuruh berjilbab, dengarlah
bahwa orang yang tidak taat atau tidak patuh kepada perintah Allah, maka segala
ibadahnya menjadi tertolak. Bagaimana mungkin mengatakan dekat dengan Allah
sang Pencipta sedangkan perintah Allah agar mengenakan hijab atau menutup aurat
saja dilanggar. Tidak perlu melihat contoh-contoh bahwa ada wanita yang
berbusana muslimah tertutup tapi hatinya culas, atau cukup dengan hati yang
baik tanpa perlu memakai hijab maka Allah akan menggolongkan menjadi para
penghuni syurga. Jadilah dirimu sendiri tapi dengan rambu-rambu “menjadi wanita
muslimah” jika ukhti seorang Islam. Sekali lagi bekalilah dirimu dengan ilmu wahai
saudari ku.
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Islam datang
dalam keadaan asing dan akan kembali pula dalam keadaan asing, maka berbahagialah
orang-orang dikatakan asing.” (HR. Muslim dari hadits Abu Hurairah dan Ibnu
Umar radhiallahu ‘anhuma
Seperti apa
yang telah disabdakan oleh nabi Muhammad SAW tersebut, bahkan dinegara yang
mayoritas muslim seperti Indonesia, tapi tanpa adanya pemahaman ilmu islam yang benar, maka islam
tetaplah akan menjadi sesuatu yang asing. Tapi betapa beruntungnya orang-orang
yang tetap berpegang teguh pada ajaran islam yang murni, karena merekalah yang
akan selalu berkarib dengan ridho Allah Subhanahu Wata'ala, walau banyak manusia
tidak menyukainya.
Aku belumlah menjadi seorang muslimah yang kaffah, tapi
terus menjadi pembelajar agar menemukan jalan untuk mencapai visi yang paling utama
dalam hidup ini yakni meraih Ridha Allah (Surga), untuk meraih Syurga harus ada Amal
untuk beramal harus ada Ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar