Pulang , turun dari bus sekolah Faiz datang sambil bercucuran air mata, Faiz mengeluhkan habis dipukul bu guru. Aku tanya kenapa tangisnya makin kencang. Dibujujuk makan es krim Faiz menolak. Dibelikan sebungkus besar permen pun Faiz gak mau. Katanya nanti aja makan dirumah. Kalau ditanyai bagian mana yang dipukul bu guru, jawabannya selalu berbeda-beda,... dikepala, nanti di kaki,..berikutnya ditelapak kaki,...wah lebih aneh lagi,...gimana cara bu guru mukul telapak kaki.Tapi yang diulang Faiz sambil terus menangis adalah kepalanya pusing. Aku raba suhu tubuh memang panas.
Sampai dirumah diukur suhu tubuh, ternyata 39,4. Tapi kenapa ya,..kok tiba-tiba demam, apa iya dipukul bu guru,..tapi masak iya??? walau Faiz nakan gak mungkin bu guru main pukul sampai anak seperti Faiz bakal nangis tersedu-sedu. Alih-alih dipukul bu guru malah bu guru yang kena tonjok Faiz duluan. Sampai malam panasnya gak turun-turun. Kami mulai menganalisa sampai ke cerita di BAB Faiz paginya, ada biji rambutan. Langsung deh ke dokter.
1 jam setelah minum obat dokter sambil dipijat dengan minyak telon, keluar bau ....yang bauuuu sekali dan croooott.....diikuti isinya. Semua yang berkerumun membelai-belai Faiz, Bang Fiki, Kak Fira bubar,...Faiz aku angkat ke kamar mandi,..tentunya aku hampir mabuk...Alas dan lantai diceceri " si coklat leleh". Semua pintu dan jendela harus dibuka buat ngilangin bau, seprai segera dicuci, lantai langsung dipel . Pokoknya berempat kami harus segera kerja bakti. Nyebokinnya ampiiiuuuuun dweh...mau mun-mun. Hubby yang kebagian nyuci seprei + celana tak kalah mabok. Apalagi Fiki yang kebagian melap cecerannya dan mengepel, ribut karena bagiannya lebih banyak dari Fira. Fira yang paling enteng cuma kebagian merapikan dan menyiapkankan handuk dan pakaian ganti Faiz.
Tapi dengan acara mencret ini suhu tubuh Faiz berangsur-angsur turun. Malam itu dipakaikan diapers dan masih 3 kali lagi harus membongkarnya kekamar mandi. Tengah malam mati lampu, Faiz juga minta pub lagi. Tapi kok seperti ada darah?????
Sampai pagi aku berjaga-jaga gak tidur tiap sebentar periksa jangan-jangan ada darah lagi?...dalam remang-remang lampu emergency,..akhirnya menjelang jam 6 aku ketiduran.
Terpaksa hari ini bolos kerja krn harus nungguin Faiz dirumah.
Waktu aku mau berangkat kekampus diantar hubby, dia mulai mengeluh sakit perut. Selesai kuliah jam 10 aku tidak dijemput, mana HP tertinggal dirumah. Terpaksa numpang lagi dengan bu War. Ini kali yang kesekian karena hubby sering ngeles kalau menjemput. Dirumah aku pasang muka perang dan aksi diam. Beberapa kali aku antara sadar dan tidak melihat hubby bolak balik ke kamar mandi,..bodo!!! aku ga nanya, masih sebel soalnya. Itupun masih dengan gelap-gelapan krn di Pekanbaru sedang krisis Listrik tingkat tinggi. 9 - 30 jam tanpa listrik. Bayangkan dongkolnya aku jadi bertubi-tubi. Hari itu giliran hubby kena diare.
Pulang sekolah Fira juga demam dan diare. Lalu mag ku kumat lagi. Padahal gak telat makan, gak makan cabe atau minum soda. Maka berbondong-bondong lah kami ke rumah sakit kecuali Fiki. Di kasir, petugas memanggil dengan sebutan "Keluarga Nyonya Ewida..." dan 4 rangkap resep yang harus ditebus.Dengan terpaksa aku harus menghentikan acara minum capucino...cofeelate,..mocacino...kopisusu dan ngeteh dulu...karena kopi dan teh tidak baik untuk pencernaanku (lambung dan usus)belum lagi serenjeng nama-nama buah faforitku terutama DURIAN...........ohhhhh.... mana lagi musim durian dan rambutan...hik-hik-hiks
Tidak ada komentar:
Posting Komentar