Setiap pulang ke Bukittinggi, aku selalu menyempatkan makan makanan tradisional. Kenangannya menambah citarasa makanan yang dimakan. Suasana dingin, perabotan lama, buku dan album lama, apalagi kalau sempat baca diari zaman sekolahan dulu. Makanan jadi tambah lezato.
Berharap hari Minggu kemarin mengajak Deni bernostalgia gak kesampaian. Karena tidak tega membawanya kedalam pasar. Tapi Felia mau ikut kalau diajak makan Pizza atau Steak. Gelk! di Bukittinggi ada Pizza? Kalau steak mungkin dari dulu disepanjang cafe yang dihuni para turis sudah ada, tapi kalau kedai Pizza,....ow..ow...ow....kue Pancung sudah kehilangan pelanggan. Apalagi getuk/tumbang ubi bagulo saka makin tidak sidukai anak-anak. Padahal sayatannya bisa mirip Pizza loh. Bisa kenyang seharian kalau di iris ukuran medium.
Felia anak Deni terlihat sumringah dengan baju merah dan celana jeans pensil serta sepatu flat berbunga. Hmm cukup modis untuk anak umur 12 tahun menjelang abg. Dengan malu-malu Felia mengatakan tidak mau ke Pizza Hut tapi pingin ke Haus Tea..disana Steaknya enak terang Felia. Kami mengikuti kemauannya.
Malam itu tidak begitu dingin, kami meluncur dengan Honda Jazz hitam yang disopiri dr.Mardi sepupunya Deni. Di jalan A.Yani (Kampung Cina) sudah berjejer Pizza dan Kentucky. Pilihan Felia tetap ke Haus Tea. Sambil terus promosi asuransi Prudential da Di (begitu kami biasa menyapa) menyilakan memilih menu. Dengan mahirnya Felia memilih dan agak malu-malu menyebutkan pilihannya. Sang mama juga menawarkan minum dan aku memilih koctail leci ( ternyata sirup rasa leci + nata de coco plus biji selasih).
Makan Sosis Grill cukup nikmat,..1 batang sosis + kentang goreng dan salad buah saus mayonaise dengan segelas sirop leci alias koctail. Sementara Felia pelan tapi pasti menghabiskan potongan daging terakhirnya setelah memulai makan spagheti dan kentang goreng, menyisakan 3 batang buncis.Di perut kecilnya 2 macam karbohidrat sedang diaduk-aduk..(kentang dan spagheti yang disebutnya mi).
Deni dan da Di sama -sama menceritakan kalau anak-anaknya doyan makan Pizza, untuk ukuran Medium, alm Ari sanggup menghabiskan sendiri, sedang anak2 da Di berdua. Deni malam itu menghabiskan isi hotplatenya.
Kembali kerumah jam 10 malam,...aku masih merindukan makan kue pancung dan katupek kapau. Sayang sampai kembali ke Pekanbaru aku tidak sempat mencicipi makan tersebut. Padahal aku yakin kue-kue manis itu tengah menunggu ku untuk disantap.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar