Yukk,.... Belajar Berpuasa

Sebenarnya aku bukan ibu baru lagi dalam hal mengajak anak berpuasa. Saking suksesnya aku sampai lupa bagaimana cara mengajak anak untuk ikut berpuasa. 10 tahun yang lalu saat Fikri dan Fira SD, rasanya tidak repot-repot amat. Anak-anak sepertinya sudah paham kenapa harus puasa. Bangun sahur, habis shalat subuh sempat tidur sebentar, lalu sekolah. Pulang sekolah, anak2 sibuk dengan PR nya, main dengan teman-temannya.. Waktu berbuka memang saat paling meriah. Ini akan menjadi ajang saling mengukur gelas siapa yang paling penuh dan mangkuk mana yang paling penuh. Lalu mereka akan shalat tarawih bersama teman dan sepupu mereka serta masih sempat mengisi buku amaliah ramadhan. Hal-hal yang menggelikan hanya saat menunggu berbuka. Lain itu lancarrrr.

Bulan ini agaknya akan menjadi Ramadhan tersulit yang akan kami lalui. Disebabkan ini adalah pelajaran berpuasa pertama kali untuk Faiz. Padahal usianya akan 8 tahun. Kalau dua tahun yang lalu, Faiz ikut sahur tapi belum mengerti tentang kewajiban sebagi umat Islam atau kenapa harus belajar puasa, pokoknya cuek abis. Sejak bulan lalu kami sudah mulai berkampanye mengenai puasa dan kewajiban umat Islam secara Faiz sudah belajar Hak dan Kewajiban dalam pelajaran PKN. Dengan iming-iming Faiz akan dapat hadiah "manambang" maka kami berupaya membujuknya.

Hari pertama sahur, Faiz mengutarakan niatnya puasa sampai jam 12 siang. Menjelang jam 12 semua berjalan lancar. Anak2 tetangga berkumpul dirumah dan aku mengizinkan mereka duduk diruang tamu sambil membaca buku. Tapi 10 menit menjelang jam 12 Faiz langsung pasang aksi menyuruh teman-temannya pulang. Lalu menyiapkan minum untuk berbuka. Makan siang dan minum air putih. Tidak ada sirup atau kue-kue. Itu sudah kesepakatan kami dan Faiz maklum, bahwa tidak ada "kemewahan" jika berbuka diawal waktu. Setelah itu puasa dilanjutkan lagi hingga waktu berbuka sebenarnya

Hari kedua Faiz membuat kesepakatan menunda berbukanya dari hari pertama menjadi jam 14. Ini cobaan berat. Karena sejak jam 10 Faiz mulai rewel pengin minum. Pertarungan dimulai dengan jurus bujuk rayu, janji manis sampai ancaman. Sewaktu aku mengeluarkan ancaman jika tidak mau puasa anak akan masuk neraka, Faiz malah mengomel tidak mau beragama Islam karena ada puasa dan sunat........???!!!??? ..Belum pernah ada yang blak-blak an begini menyatakan pikirannya. Berarti jurus ancaman harus segera dihapus. Aku mengajak Faiz mendengar nasyid dan bermain tebak-tebakan.. Jam beranjak ke angka 12.30. Selesai Shalat Zuhur, Faiz mulai kasak-kusuk lagi. Dan lagi-lagi rayuan pulau kelapa dinyanyikan. Aku ajak tiduran, sepertinya Faiz mulai kriyep-kriyep dihadapan jam weker yang sejak jam 13.00,weker tersebut sudah berpindah tempat. Waktu itu ku pikir Faiz sudah tertidur, ternyata ketika jarum jam menunjukkan posisi diangka 12 dan angka 2, dengan segera Faiz bangun lalu berbuka. Faiz sudah bisa konsisten dengan janjinya.

 Alhamdulillah dalam pelajaran berpuasa ini banyak hal yang sudah berubah dari anak bungsu ku ini. Walaupun belum bisa berpuasa penuh tapi ada yang sudah bisa dipahaminya yaitu niat dan janji. Dari Faiz aku juga belajar kapan kita harus mengeluarkan bujukan dan kapan kita mengancam. Jika salah, maka akan salah pemahaman si anak dalam beragama, sesuatu yang abstrak yang bagi anak2 tertentu sulit untuk memahaminya. Semoga kita menjadi orang tua yang selalu amanah dan berusaha mengindarkan keluarganya dari api neraka....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar