Jahe...jahe...

Seperti yang sudah diketahui bersama, kota Pekanbaru hampirtiap tahun terkena asap. Biasanya jika mulai kemarau, dipastikan akan terjadi kebakaran di ladang- ladang diluar kota. Mau menyalahkan siapa lagi kali ini....Lahan gambut dijadikan kebun kelapa sawit. Konon akibat perkebunan sawit, sumber air yang berupa rawa tersebut bisa menjadi kering. Makanya rumput jadi mudah terbakar, begitu terbakar, sulit untuk dihentikan. Butuh waktu  lama  memadamkan api. Sementara itu asap menggulung mengepung kota Pekanbaru.
Di media para ahli  telah mengemukakan pendapatnya. Sepertinya benar tapi terlalu sulit untuk dilakukan. Dan hal yangbsama selalu terulang. Sebagai warga kami hanya bisa berdoa agar kami diberi ketahanan paru-paru untuk bisa survive dan menlanjutkan hidup menetap di kota ini. Seperti juga saudara di Jakarta yang selalu terkena banjir,..saudara dibelahan bumi lain yang selalu terkena konflik.
Saat asap datang, kami mulai terbatuk- batuk tanda tubuh memberi sinyal, ada zat asing yang mengganggu pernapasan. Batuk kering, disertai rasa gatal dikerongkongan. Biasanya serangan gatal dan batuk ini datang pada malam hari dan pagi hari. Ketika tidur lelappun bisa terbangun, dan utuh lama sekitar 2 jam kemudian baru batuknya reda. Pengalaman saya terbangun jan 2 dinihari,..terbatuk-batuk duh kesalnya. Saya coba atasi dengan minum air hangat,..belum juga reda. Mengalihkan perhatian dengan menonton TV,..tidak ada pengaruhnya. Akhirnya saya browsing mencari tips mengatasi batuk ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar