Kami Bersama Ibu Ellly Risman

Kekuatan para emak"", begitu teriakan dari bu ibu yang aktif di sosmed.
Sejak Sarot dan maknyuss, peran ibu-ibu mulai menampakkan pengaruhnya. Termasuk berita satu ini mengusik kuali dan panci ikut bereaksi atas aksi segelintir bocah-bocah penggemar K Pop di bentengi mak-maknya yang juga penggemar akut Korean style 



 .Baca :Suara Hati Ibu yang Memiliki Nurani, Dukungan untuk Bu Elly Risman

Sejujurnya kami (aku dan si gadis ) juga penggemar drama korea dan K pop. Mulai sajian drama bertema kerajaan tempo dulu sampai drama modern yang menguras air mata, tanpa tarian. Setel TV pada jam jam tertentu ,...tidak ada yang bisa interupsi. Begitu juga dengan acara girl band atau boyband nya yang ayu-ayu,..memukau .. khusus Girl Band SNSD atau girl generation,..wo wooow ini favorit kami, karena punya latar belakang yang sama yaitu kuruuuuuss. Tariannya sederhana tapi enak dipandang, selain cantik-cantik, wajah inosen, kurus,...wahh pasti bedalah saama goyangan pnyanyi dangdut  baik ngebor maupun ngecor, atau bebek atau drible wuihihiii ini mah ngeri banget ...yalch bikin asam lambung naik.
Nah bu Elly Risman, dalam sebuah berita  Sebut SNSD Simbol Seks. hmmmmm seolah-olah tampilan si barbies ini mengundang syahwat...Karuan para K popers meradang...Tapi apa iya bu Elly asal nyablak atau kurang update seperti yang beliau cuitkan dalam permintaan maafnya?

Yang namanya selera kan bisa berubah ya,..kalau tadinya suka melihat penampilan K Pop,..makin kesini sesuai pertambahan usia penyanyi, mereka juga makin berani,...maka sesuai perkembangan usia dan pengetahuan anak gadis ku ,..kami pun mulai jengah melihat busana penampilan penunjang mereka.. Apapun penampilan yang berbau paha dan dada pasti kearah kemaksiatan,..ayolah ibu-ibu penggemar K Pop mulai menyaring mana yang pantas ditonton anak-anak kita.
Jangan sampai termehek-mehek mengidolakan, padahal ibu Elly Risman yang memang pakar dan peneliti masalah sosial  ini sampai tertatih - tatih memperingatkan IBU-IBU ,.. untuk hati-hati mendidik putra-putirnya dari racun adictif pornografi

Seperti copian tulisan Elly Risman: “Banyak Orangtua yang Tak Siap Jadi Orangtua”,...betul ibu,..menjadi orang tua tidak ada sekolahnya...Kalau kita salah mendidik lalu ditegur pakar parenting,...ya tinggalkanlah kesalahan tersebut.

Lalu ada tulisan ibu Elly yang membuat kita sebagai IBU harusnya khawatir yang amat sangat dengan ini Kerusakan Otak Akibat Pornografi Mirip Mobil Ringsek Akibat Benturan Keras

Hidayatullah.com—Kerusakan otak akibat pengaruh pornografi di mesin Magnetic Resonance Imaging (MRI), hasilnya sama dengan kerusakan pada mobil saat tabrakan keras. Demikian penjelasan r Elly Risman, psikolog dari Yayasan Kita dan Buah hati Jakarta.
Menurut Elly Risman, Pree Frontal Cortex (PFC) akan rusak ketika anak melihat pornografi. Padahal PFC adalah pusat nilai, moral, tempat di mana merencanakan masa depan, tempat mengatur manajemen diri. Bagian otak alis kanan atas inilah yang menentukan jadi apa seorang anak nantinya. Karena itulah PFC juga disebut direktur yang mengarahkan kita.
“Nah pada saat anak kecil dan melihat pornografi si direkturnya belum bisa melarangnya karena belum matang, maka orangtuanya lah yang harus menjadi direktur bagi si anak, tapi mengapa sekarang orangtua malah memberikan anak gadget, HP, dan akses internet secara bebas?”ucap Elly Risman dalam acara seminar parenting bertema “Tantangan Mendidik Anak di Era Digital” yang diselenggarakan SD Integal Luqman Al Hakim Surabaya belum lama ini.
“Setelah melihat pornografi, maka gambar visual pornografi itu akan dikirim ke otak bagian belakang, disebut juga respondent. Karena respondent ini belum berfungsi maka anak akan kaget,” ujar Elly.
Jika respondent tersenggol maka dia akan mengeluarkan hormon yang namanya dopamin. Dopamin itu akan mengeluarkan zat yang akan membuat anak merasa senang, nikmat,bahagia, dan membuat anak kecanduan, ungkapkanya.
Karena itu, menurutnya candu pornografi itu membuat orang menjadi dissensitifisasi. Gambar porno yang sudah dilihat tidak akan dilihat ulang karena sudah tidak berpengaruh lagi, yang ingin dilihat lagi adalah gambar porno yang lebih dari gambar sebelumnya, karena rasa senstifnya hilang.
Oleh karena itu para pencandu pornografi akan selalu meningkat candunya seperti menaiki tangga, ia ingin lebih, lebih dan lebih lagi.
“Ketika anak melihat satu kali pornografi maka dia ingin dua, tiga, empat kali lagi,” ujar Elly Risman. Ketika gambar pornografi sering melewati PFC, maka bagian yang menyimpan moral dan nilai, membuat perencanaan hidup ini, akan menciut, mengecil dan akibatnya dorongan seks akan tidak terkendali , karena mata tidak bisa ditahan, otak menjadi rusak dan ketagihan seks.
“Proses melihat pornografi dengan bersetubuh sama, jadi anak yang melihat pornografi mereka bersetubuh dengan gambar –gambar,” ujar Ibu yang pernah mengikuti pelatihan parenting di USA ini.
Menurutnya selain hormon dopamin yang berproduksi hormon norepinephrine juga akan keluar. Hormon norepinephrine berfungsi sebagai pembeku memori kenangan yang detail.
Seperti seorang istri dengan bagian-bagian-bagian tertentu suaminya, begitu pun sebaliknya. Hormon norepinephrine biasanya keluar setelah bersetubuh. Selain norepinephrine, otak juga akan mengeluarkan hormon oksitoksin. Ini adalah adalah hormon mawadah wa rahmah. Hormon yang mengikat antara suami dan istri.
Tapi jika anak yang bersetubuh dengan gambar maka hormon ini akan mengikat anak tersebut dengan gambar porno yang telah dilihatnya. Makan anak dan orang dewasa yang sudah candu pornografi maka susah menyapihnya.
”Nah setelah mencapai klimaks, maka akan keluar hormon serotonin, hormon ini yang membuat relax dari ujung rambut sampai ujung kaki,” ujarnya.
Karena itu, ia berharap pada orangtua menjaga anak-anak agar otak mereka tidak rusak sebelum kesiapan peran seksual yang telah diciptakan Allah Subhanahu Wata’ala untuk mereka telah siap dan halal.
Menurutnya, begitulah jahatnya bisnis pornografi menjadikan anak sebagai sasaran tembak empuk, karena mereka ingin anak itu rusak dan menjadi pelanggan pornografi seumur hidup.
Aktivitas Pacaran
Selain pornografi yang mengaktifkan hormon seksual, termasuk di dalamnya adalah aktivitas pacaran. Karena itu, ia sangat menyayangkan film-film remaja saat ini begitu vulgar mengajak anak untuk berpacaran dan berhubungan seks secara bebas. Karena itu, kewaspadaan orangtua terhadap serangan pornografi sangat di harapkan.
”Jangan hanya mengaharap kepada sekolah yang mengajari nilai-nilai agama pada anak, namun orangtua harus berperan aktif membangun moral agama pada diri anaknya sendiri, ” ucapnya.
Kembalikan peran Ibu dan Ayah pada tempatnya. Dan para orangtua harus lebih dulu hadir dalam kehidupan anaknya, bukan mereka yang punya kepentingan bisnis pornografi yang hadir dalam kehidupan anak-anaknya. Sebab anak-anak yang jiwanya selalu merasa sendiri, booring, stress, dan lelah akan sangat gampang dimasuki oleh industri pornografi.*/Samsul Bahri

Sudahlah anak-anak dan para ortu;..mari kita terus belajar kepada ahlinya


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar