Ketika kita memiliki suatu akun di jejaring social,
katakanlah facebook atau twiter, tujuan pertamanya adalah untuk menjalin
pertemanan. Apakah itu teman lama, maupun teman baru . Senang menemukan teman-teman lama dengan
muka-muka baru mereka , yaa tentunya karena sudah bertambah usia dan kehidupan
yang berbeda. Jujur bagi diriku pribadi bertemu di jejaring social sangat
menyenangkan sekali. Ada kegembiraan tersendiri bisa ngobrol sepuasnya, dengan
jarak yang terbentang terasa didepan mata. Rasanya rindu / kangen dan merasa terikat dengan
pertemanan ini.
Dalam perjalanan waktu teman-teman ku bertambah, mulai
dari organisasi ini, club itu yang berbasis ibu-ibu. Belum lagi alumni
SD,SMP,SMA, Universitas dan lembaga-lembaga lain. Setiap buka akun, akan
bermunculan chatbox, teman-teman ku menyapa. Wah senang sekali, bisa tukar
menukar informasi, bercanda, bahkan ada yang curhat. Di layanan pesan yang
lain, juga tak kalah seru karena bisa ngobrol ramai-ramai, dengan topic yang seru-seru
yakni tukaran resep masakan, tips mengasuh anak dan cerita-cerita nostalgia.
Lama-lama teman ku mulai berubah yang tadinya ibu-ibu,
teman sekelas, hingga yang sering chat tinggal (kebanyakan PRIA) ? tanpa
kusadari obrolan yang tadinya standar
basa-basi lama-lama semakin personal. Bahkan mulai berani memberi sapaan ,..”hai
cantik”….”say”….Tapi aku menganggapnya lucu-lucuan saja, maka akupun membalas
dengan…”hai ganteng”….sedang kan yang menyapa “say”…aku tinggalkan
Tapi aku jadi terjebak dan mulai merasa terganggu.
Orang mengira aku sangat ramah, sehingga mereka mulai nakal. Bagaimana mungkin aku beramah tamah dengan
suami orang / teman ku) sementara dengan istrinya aku tidak pernah chat seakrab
itu. Lupa tata karma dan yang membuat aku terkesiap adalah……….Aku lupa dengan
ajaran agama ku. Bahwa ada tabir dan batasan-batasan yang harus dibuat jika
berkomunikasi dengan pria. Tabir itu bukan hanya hijab. Tetapi perilaku yang
nyata. Walaupun tidak berjabat tangan ataupun memandang mata lawan jenis,….hal
ini tetap dilarang dalam Islam.
Sok fanatic? Tidak, aku realistis jika itu memang
menyerempet mendekati fitnah , maka sebaiknya dihentikan.
Maka dari itu akun disosial media , dengan berat hati NON AKTIF karena aku mulai berlatih untuk tidak menderita addictive socmed.
Selamat beraktifitas......
Pantesan nama uni mendadak hilang di fb :)
BalasHapus