Sehelai Gaun Warna Peach # cerpen


Sudah 5 butik disambangi Rania untuk mencari busana yang cocok untuk dipakai pada promnight sekolah yang akan diadakan selesai Ujian Nasional. Berarti tinggal 2 minggu lagi.. Pikiran separuh ke materi Ujian Nasional separuh lagi ke busana. Keinginan Rania, busana itu berupa dress panjang, anggun, warna pastel . Kalau sudah dapat gaunnya, tentu sepatu dan tasnya, lalu dandanan rambut serta makeup. Hmmm untuk makeup, Rania ingin mencoba yang smokey eyes, tapi menurut teman-temannya mereka mau yang natural saja. Ahh… Rania tambah bingung.

Penjelasan Fisika tentang vector, melayang-layang di udara. Dulu waktu kelas x Rania mendapatkan nilai A untuk tugas  video pembelajaran tentang Vektor. Hari ini semua huruf c, v, t  berubah wujud menjadi gaun,sepatu dan tas. Sudah 2 kali Pak Ramon menyuruh Rania menyelesaikan soal-soal. Tapi konsentrasi Rania semakin kacau.

Entah apa yang terjadi dengan UN, sungguh ajaib, ditengah hiruk pikuk keterlambatan soal, akhirnya Rania dan teman-temannya tiba pada hari terakhir penyelesaian Ujian Nasional. Raut muka senang dan bahagia tergambar diwajah-wajah remaja berseragam abu-abu itu. Soal hasil , sepertinya tidak ada yang merisaukan, kecuali Rania yang masih risau dengan busana Prom.
Bagaimana tidak, teman-temannya sudah memiliki gaun yang didambakan. Sedangkan Rania belum. Mama juga sudah marah-marah, karena setiap gaun yang disodorkan selalu ditolak. Habisnya semua gaun yang ditunjukkan mama, seperti gaun ibu-ibu. Ada juga yang kebanyakan manik-maniknya ala penyanyi Syahrini.

Pulang sekolah, Rania sudah bersiap merengeki mama karena nanti malam acara Farewel Night. Tentunya tidak punya waktu lagi untuk berburu gaun dambaannya.
“Ma…,..maaaa…” Rania memanggil-manggil mama,
Sepertinya mama baru pulang dari suatu tempat.
“Ma,…nyari baju Nia lagi ya” bujuk Rania sambil memeluk pundak mama yang sekarang makin pendek.
Mama sok cuek,..aneh piker Rania.
“ Enggak ahh, mama baru balik dari tukang jahit, dan pasar,. Tuh lihat ,..kamu beresin gih..”
“ Maaaa. Baju Nia gimanaaaa buat nanti malam mama,..” Rania menjerit tertahan karena kerongkongannya merasa tercekat menahan tangis. Ihh mama tega.
“Entar saja kalau kamu sudah bantu mama beresin belanjaan mama, atau kamu pakai baju mama waktu kuliah saja. “
Dengan berlinang air mata akhirnya Rania membongkar isi kantong kertas dan plastic yang tergeletak di sudut ruang keluarga.
“Yang rapii” teriak mama dari dalam kamar. Rania benar-benar jengkel sekaligus sedih , kenapa mama kurang merespon rencana Rania. Apa karena kemarin Rania terlalu banyak keinginan ya. Rania terus membereskan belanjaan mama yang lumayan banyak. Tiba pada  tas kertas terakhir, Rania tertegun. Didalamnya ada kain berwarna peach. Perlahan Rania menarik isi tas tersebut. Ternyata sebuah gaun.
Rania langsung memburu kekamar mama, harap-harap cemas. Tidak. Pasti ini gaun ku piker Rania .
“ Mamaaaaaa,…kok tau apa yang Nia maksud,…..iya mah yang seperti ini…mama beli dimana,…kok kemarin-kemarin tidak kita temukan ya mah,…..Nia coba ya ma..” Tersengal-sengal Rania meluapkan kegirangannya. Berputar didepan cermin berkali-kali, dalam tatapan mama yang menentramkan.

Malam itu Rania tampil anggun bak putri-putri dari kerajaan dongeng. Sepatu dan tas warna senada milik mama, rambut di blow oleh mama dan sapuan lipstick badge dan lipgloss pink muda. Sedikit blush on warna peach serta eyeshadow  kombinasi cokelat tua pada sudut luar mata disapu cokelat muda dengan highlight warna peach. Tidak lupa mascara bening dengan kesan memanjangkan bulu mata. Sempurna. Semuanya ditata oleh mama.

Dan diakhir acara, yang merupakan acara puncak promnight adalah pengumuman siapa ratunya promnight. Dengan mahkota bunga warna peach dan selembar sertifikat Queen of PromNight 40th  jatuh ketangan Rania. Semua karena mama yang benar-benar tahu rasa dan keinginan putrinya





Tidak ada komentar:

Posting Komentar