Berawal dari berbagai iklan kosmetik mengenai anti aging dan pembersih flek, maka aku pun "memborong" krim dari berbagai merek, termasuk jadi member salah satu multilevel besar. Tiap malam menjelang tidur , berbagai ritual oles sana sini ku lakukan. Paginya juga disambung ritual cuci muka. Sebelum berbedak di oleskan fondation, kadang berupa cream yang berfungsi sebagai pelembap, pelindung sinar ultra violet, disapu bedak padat lalu ditutup sedikit blush on, supaya ada rona segar di wajah . Hari lai alas bedak dan pelembap berbeda hingga berlapis lapis krim menempel di wajah Dan senyumpun terasa sulit ku lakukan.
Bertahan tahun ku lakukan, dengan kerepotan karena ingin terlihat cantik. Sampai pada kenyataan di depan cermin besar dan terang, noda hitam dan tahi Lalatt mulai menampakkan diri mereka secara nyata.
"Wahai cermin,..apakah engkau bermain-main dengan ku, dengan bintik hitam mu dan bayangan gelap dibawah mata ku?"
"Tidak nyonya, engkau sedang diberi tahu oleh alam, waktu tidak bisa dihentikan"
"Tidaaaaak, cermin,..tunjukkan pada ku, dimana dokter kulit yang bisa menghentikan semua ini."
" di sana disebuah gedung bertingkat ada dokter kulit yang bisa mengatasi, tapi tidak dapat menghentikan alam,...tapi nyonya,..ada syarat yang harus engkau penuhi"
Aku tidak mendengar nasihat si cermin, dan langsung bertengger di vario f1 dengan helm dan jaket jeans, melaju diterik matahari menuju dokter kulit.
Dua jam menunggu giliran dalam ruangan yang dipenuhi wanita dan pria. Ada yang mukanya hitam seperti distempel koin, ada yang penuh jerawat, ada juga yang mengkilap seperti genangan minyak.
Giliran ku pun tiba, aku cuma disarankan rajin mengkonsumsi vitamin, cuci muka dan jangan pakai alas bedak maupun bedak padat. Untuk keriput, bisa dikurangi, tetapi tidak bisa seperti gadis 17 tahun, sang dokter menyindir. Lalu tahi lalat yang berlomba memenuhi kulit ku ini tidak berbahaya, boleh diangkat ,boleh tidak. Itu sejenis gangguan kulit karena genetika. Benar, mamaku juga punya.entah apalah namanya.
Kalau Botox hanya bertahan 6 bulan, kulit kencang tanpa ekspresi. (Kelihatan o on),
Kalau setrika wajah .?. Sang dokter angkat bahu sambil menggeleng...dokter mengingatkan, jangan berada di bawah sinar matahari jam 11sampai jam 15 . Sebaikknya jangan menggunakan sepeda motor....(ini yang sulit, scara aku masih trauma menyetir sejak menyeruduk truk waktu itu)
Aku memutuskan chemical treatment dan masker saja kali ini. Setelah selesai diawali antrean 1 jam lagi,,,sebelum pulang, aku dibekali cream anti UV , cream malam dan sabun pencuci muka. Di pesankan lagi oleh perawat, agar jangan menggunakan bedak padat untuk sehari-hari.
Satu bulan berlalu, mulai ada perubahan untuk flek dan pori-pori. Maka aku pun datang lagi ke dokter tsb. Ternyata sudah pindah ke tempat praktik pribadinya. Yang ada dokter pengganti yang baru lulus spesialis. Aku membulatkan tekad untuk membuang / membakar tahi lalat. Dokter mengingatkan akibatnya bla...bla...bla....aku bergeming dan selesai........muka perih, lalu hasilnya .......OMG. ,!!!!....
" cermin,,...engkau bohong,..aku...aku....ohhhhh.....muka ku seperti orang cacar aiiiiiirrrrrr"
Kulit ku yang semula putih jadi bopeng penuh bintik merah,melepuh sana sini........
Telah 3 Minggu berlalu,...kulit sudah pulih,..tapi meninggalkan bekas black spot, seperti penderita cacar dan segurat garis hitam samar, bekas tembakan, didekat mata.....
Yang ku dapatkan, marah suami, komplain anak-anak, olokan teman-teman , dan rasa sesal,.....karena aku tidak bersyukur atas apa yang sudah ku peroleh. Cantik adalah anugerah,......menjadi tua adalah kodrat,.....bersyukurlah dengan apa yang Allah berikan pada kita, walau seburuk apapun menurut kita itulah pemberian Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar