Kesepakatan telah dicapai, Dengan Bismillah kami berangkat
menuju kantor travel biro yang dipilih. Tidak ada debat lagi, Aku harus
mengalah dengan jadwal, meski tidak diwaktu liburan sekolah. Agen menjelaskan
jadwal, maskapai penerbangan, hotel dll. Kami memilih paket hemat 10 hari PP.
Karena berangkatnya berdua, kami memilih kamar berdua dengan penambahan biaya. Keberangkatan Pekanbaru
– Singapura- Jedah, Madinah – Makah. Belakangan kami sering diolok-olok rekan seperjalanan karena kemana-mana hanya ber 2. Nah pesan buat ibu-ibu, sebaiknya eh seharusnya pergi bersama mahromnya ( ayahnya atau suaminya atau anaknya atau saudara laki-lakinya). Usahakan jangan pergi tanpa mahrom karena ibadah akan sia-sia. Ini seperti yang disampaikan travel umrah kami.
Sementara hanya membayar uang muka dulu. Kami harus
menyerahkan pasport dengan nama 3 suku kata, kartu vaksin meningitis dan surat
nikah. Pasport dan surat nikah beres. Yang belum beres, vaksin meningitis.
Terpaksa bolos setengah hari untuk mengurus vaksin.
Kami pun mendatangi Kantor Kesehatan Pelabuhan Pekanbaru,
untuk mendapatkan buku kuning telah divaksin, Vaksin meningitis bertujuan untuk mencegah serangan
penyakit meningitis.
Meningitis adalah radang membran pelindung sistem syaraf pusat. Penyakit meningitis dapat disebabkan mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan tertentu. Meningitis adalah penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang belakang, sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian.
Vaksinasi meningitis merupakan persyaratan wajib untuk mendapatan visa sesuai ketentuan yang ditetapkan Pemerintah Arab Saudi bagi semua calon jamaah haji dan umroh. Negara Arab Saudi dan sebagian Negara-negara di Afrika merupakan daerah asal bakteri penyebab meningitis. Oleh sebab itulah jamaah haji/umroh diwajibkan untuk vaksin meningitis.
Untuk efektivitas vaksin, imunisasi diberikan sekurang-kurangnya dua minggu sebelum keberangkatan. Tujuan imunisasi adalah untuk melindungi jamaah dari penularan penyakit meningitis selama 3 tahun (ada yang bilang masa imun setelah vaksin adalah selama 21 bulan). Tanpa imunisasi meningitis, dikhawatirkan para jemaah yang tertular meningitis ketika menunaikan ibadah haji/umrah, akan membawa pulang kuman meningitis dan menimbulkan wabah meningitis di Indonesia.
Meningitis meningokokus ditularkan langsung melalui percikan cairan hidung dan tenggorokan pada saat batuk/bersin dari penderita. Penyakit ini menyerang selaput otak (meningen) dan dapat menimbulkan cacat bahkan kematian.
Meningitis adalah radang membran pelindung sistem syaraf pusat. Penyakit meningitis dapat disebabkan mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan tertentu. Meningitis adalah penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang belakang, sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian.
Vaksinasi meningitis merupakan persyaratan wajib untuk mendapatan visa sesuai ketentuan yang ditetapkan Pemerintah Arab Saudi bagi semua calon jamaah haji dan umroh. Negara Arab Saudi dan sebagian Negara-negara di Afrika merupakan daerah asal bakteri penyebab meningitis. Oleh sebab itulah jamaah haji/umroh diwajibkan untuk vaksin meningitis.
Untuk efektivitas vaksin, imunisasi diberikan sekurang-kurangnya dua minggu sebelum keberangkatan. Tujuan imunisasi adalah untuk melindungi jamaah dari penularan penyakit meningitis selama 3 tahun (ada yang bilang masa imun setelah vaksin adalah selama 21 bulan). Tanpa imunisasi meningitis, dikhawatirkan para jemaah yang tertular meningitis ketika menunaikan ibadah haji/umrah, akan membawa pulang kuman meningitis dan menimbulkan wabah meningitis di Indonesia.
Meningitis meningokokus ditularkan langsung melalui percikan cairan hidung dan tenggorokan pada saat batuk/bersin dari penderita. Penyakit ini menyerang selaput otak (meningen) dan dapat menimbulkan cacat bahkan kematian.
Kami terpana dengan ramainya orang-orang yang akan
mendapatkan vaksin meningitis. Tua, muda bahkan anak-anak pun ambil bagian.
Alhamdulillah, kesadaran beribadah sudah tinggi. Disini perjuangan melatih
kesabaran dimulai.
Sewaktu pengisian formulir berjalan lancar. Kami membaca
standar prosedur di dinding. Ada perbedaan dan tambahan biaya untuk peserta
wanita, yaitu tes urin. Tujuannya untuk mamastikan calon jemaah hamil atau
tidak. Karena aku harus ke laboratorium, aku jalan sendiri ke ruangan yang
dimaksud. Sampai selesai rekomendasi hasil negativ baru aku ke ruang dokter
untuk laporan riwayat kesehatan. Disini aku melihat suami sudah berada di
antrian pembayaran, Dari SOP yang ku baca berarti pemeriksaan kesehatannya
sudah selesai. Dalam hati ku membatin....owh ngurus masing-masing nih. Lalu
tiba giliran ku untuk cek kesehatan dengan dokter. Selesai dari ruang dokter aku
harus ke kasir di tempat pembayaran. Suami tidak disana lagi. Hmmm berarti dia
udah selesai.. O begitu ya pikirku. Ketika gilian ku, petugas hanya
mengeluarkan surat untuk pembayaran ke kantor pos. Looh bukannya disini
tertulis KASIR.. di formulir juga tertera nama bank. Maka aku berniat membayar
memakai atm saja . Eh ternyata semuanya tidak berlaku. Kantor pos entah dimana
tempatnya. Masih dengan perasaan jengkel aku keluar tapi balik lagi menanyakan
dimana kantor pos terdekat. Hari sudah pukul 11.30. Tinggal 30 menit lagi.
Sedangkan kami belum disuntik.
Karena jengkel suami ngurus surat sendiri aku diam saja selama
di mobil. Hingga jalan menuju kantor pos salah arah. Ke alamat yang dituju
harus memutar balik dan berkelililng. Itu sudah memakan waktu 10 menit.
Akhirnya sampai juga di kantor pos. Ada lagi kendala uang Cash kami yang
kurang. Salah perhitungan, dikira bisa menggunakan kartu atm saja di kasir
kantor kesehatan itu.
Kembali ke kantor kesehatan, kami menemukan jalur yang
seharusnya, tidak sampai 5 menit. Masih ada waktu 10 menit lagi untuk antri
disuntik. Ku amati pelayanan sesuai standar, tidak mendahulukan teman,kenalan
maupun polisi. Siapa yang duluan dilayani, yang belakangan tetap antri. Jengkel
ku pada suami mulai surut, teringat ini ujian untuk tahapan selanjutnya.
Astagfirullah al adziim. Semoga kami bisa sama-sama menahan diri untuk tidak
saling menyakiti dan salah paham terhadap pasangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar