Keistimewaan Mesjid
Nabawi (dari berbagai sumber : pribadi ,rumahallah, republika, saibah, kisahmuslim)
Sejarah mesjid nabawi
Pada awalnya masjid ini masih berukuran
kecil sekitar 1050m2, tiangnya masih pakai batang pohon kurma dan
penerangannyapun masih memakai pelepah kurma yang dibakar. Tetapi seiring
berkembangnya zaman dan waktu, masjid ini sering mengalami perbaikan beberapa
kali sehinga semakin indah dan luas.
Saat ini luas Masjid Nabawi telah mencapai
98.000m2.Luas ini diyakini sama dengan luas kota Madinah di masa Rasulullah
SAW. Dan karenanya, masjid ini dapat menampung kira-kira 2 juta jamaah,
Subhanallah!
Masjid Nabawi sekarang benar-benar dibangun
dengan arsitektur yang modern dan teknologi yang canggih. Bangunan ini memiliki
27 ruangan terbuka berukuran 18x18m untuk pengaturan udara. Terdapat juga 9
buah atap masjid berbentuk kubah yang dapat membuka dan menutup secara
otomatis, kubahnya juga memiliki hiasan relief yang indah.
Masjid ini mempunyai 10 buah menara yang
indah, dipuncak setinggi 104m terdapat ornament bulan sabit yang dilapisi emas
asli. Untuk memanjakan jamaah Masjid Nabawi dibangun satu unit AC central
raksasa di sebelah barat masjid. Hawa dingin AC tersebut lalu disalurkan lewat
pipa bawah tanah ke seluruh penjuru masjid melalui pilar yang berjumlah 2.104
buah.
Terdapat 95 pintu berlapis perunggu, tapi
ada yang mengatakan bersaput emas. Kalau pengamatan saya, sepertinya dari
perunggu karena ada noda kehitaman pada ulir tulisannya.
Masjid Nabawi adalah masjid yang dibangun
dengan landasan ketakwaan. Di antara keutamaan masjid ini adalah
dilipatgandakannya pahala shalat di dalamnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ
صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ، إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ
“Shalat di masjidku ini lebih
utama dari 1000 kali shalat di masjid selainnya, kecuali Masjid al-Haram.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Alasan-alasan inilah yang menunjukkan bahwa berziarah ke
Masjid Nabawi memiliki arti sangat penting. Jika shalat sekali di Masjid Nabawi
itu sama dengan shalat seribu kali di masjid lain maka shalat arbain (shalat 40
kali secara berjamaah di Masjid Nabawi) itu bisa disamakan dengan dengan shalat
40.000 kali di masjid lain atau selama 24 tahun.
foto : dok.pribadi |
Mengingat pahala yang sangat besar inilah Rasulullah SAW
menganjurkan umatnya untuk melakukan shalat arbain di masjidnya. Orang yang
ingin mengerjakannya hanya membutuhkan 8 hari saja.
Namum berziarah ke Mesjid Nabawi bukanlah merupakan rukun
umrah. Hanya kita merasakan betapa dekatnya kita dengan nabi Muhamad ketika
memasuki mesjid ini. Hati terasa tentram, damaai dan begitu dekat dengan
rasulullah. Karena disalah satu tempat di perluasan mesjid ini adalah makan
nabi Muhammad, makam sahabat beliau Abu Bakar, dan Umar bin Khatab. Letaknya
berada di bekas kamarnya Aisyah RA.
Bagi jamaah wanita waktu untuk berkunjung ke Raudhah yaitu
ruang antara rumah kediaman nabi dengan mimbar, terbatas.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي
رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ
وَمِنْبَرِي عَلَى حَوْضِي
“Antara rumahku dan mimbarku ada
taman dari taman-taman surga, dan mimbarku di atas telagaku.” (HR. al-Bukhari
dan Muslim).
Awalnya Nabi berkhutbah di atas potongan pohon kurma
kemudian para sahabat membuatkan beliau mimbar, sejak saat itu beliau selalu
berkhutbah di atas mimbar. Dari Jabir radhiallahu ‘anhu bahwa dulu Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam saat khutbah Jumat berdiri di atas potongan pohon
kurma, lalu ada seorang perempuan atau laki-laki Anshar mengatakan, ‘Wahai
Rasulullah, bolehkah kami membuatkanmu mimbar?’
Nabi menjawab, ‘Jika kalian mau (silahkan)’. Maka para sahabat membuatkan
beliau mimbar. Pada Jumat berikutnya, beliau pun naik ke atas mimbarnya,
terdengarlah suara tangisan (merengek) pohon kurma seperti tangisan anak kecil,
kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendekapnya. Pohon it uterus
‘merengek’ layaknya anak kecil. Rasulullah mengatakan, ‘Ia menagis karena
kehilangan dzikir-dzikir yang dulunya disebut di atasnya’.” (HR. Bukhari)
foto raudhah: http://hajimabrurbarokah.com/foto-foto-raudhah-dan-tips-masuk-ke-raudhah-di-mesjid-nabawi/ |
Untuk dapat berkunjung ke Raudhah , dibagi aas beberapa tingkatan, kelompok negara asal dan jamnya. Biasanya jamah wanita Indonesia mendapat giliran dari pintu 25 waktu Dhuha dan jam 11 malam. Berbeda dengan jamaah laki-laki yang dapat masuk dari beberapa pintu
Perilaku jamaah berbeda-beda, ada yang menangis meratapi
dinding pembatas, ada yang meratap sambil berdoa. Sepertinya jamaah dari asia
tenggara ini yang kalem dan sopan. Kami berdoa dalam hati dan hanya bahu saja
yang berguncang-guncang betapa haru birunya perasaan ketika berada disisi makam
manusia agung ini. Bukti bahwa nabi itu benar adanya.
Shalat disini berdesak-desakan. Harus sabar mengantri dan tetap menjaga berada dalam kelompok. Dapat satu badan untuk sujud saja sudah bersyukur. Jika mendapat giliran diatas jam 11 malamShalat yang dapat dilakukan paling Tahayat mesid kalau beruntung dapat dilanjutkan dengan Tahajut. . Sedangkan jika dapat giliran jam 8 sampai siang, dapat dilanjutkan dengan shalat Dhuha
Keadaan Makam Nabi
Makam
Nabi Muhammad pun dijaga oleh seoang beberapa penjaga yang disebut askar. Para
askar berdiri dengan gagah di depan makam untuk mencegah perbuatan-perbuatan
yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, seperti menangis atau salat di depan
makamnya.
foto makam nabi sumber mesjid nabawi |
Askar juga akan mengatur para jamaah yang ingin
berziarah agar berjalan dengan tertib dan nyaman. Bagi jamaah yang datang ke
makam Nabi Muhammad, cukup dengan salam dan berdoa saja. Anda juga bisa melihat
makamnya dari sela-sela pagar yang tinggi. Makam Nabi Muhammad bisa didatangi
setiap harinya selama 24 jam
Makam Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam menghadap kiblat kemudian di belakang beliau (dikatakan
di belakang karena menghadap kiblat) terdapat makam Abu Bakar ash-Shiddiq dan
posisi kepala Abu Bakar sejajar dengan bahu Nabi. Di belakang makam Abu Bakar
terdapat makam Umar bin Khattab dan posisi kepala Umar sejajar dengan bahu Abu
Bakar. Di zaman Nabi kamar beliau berdindingkan pelepah kurma yang dilapisi
dengan bulu. Kemudian di zaman pemerintahan Umar bin Khattab dinding kamar ini
diperbaiki dengan bangunan permanen.
Ketika Umar bin Abdul Aziz
menjadi gubernur Madinah ia kembali merenovasi kamar tersebut, lebih baik dari
sebelumnya. Setelah dinding tersebut roboh dan menyebabkan kaki Umar bin
Khattab terlihat (kemungkinan roboh karena faktor alam sehingga tanah makam
tergerus dan kaki Umar menjadi terlihat), Umar bin Abdul Aziz kembali
membenahinya dengan bangunan batu hitam. Setelah itu diperbaiki lagi pada tahun
881 H.
(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar