Kisah unik di Makah
1 Pangeran Arab
Ketika berkesempatan untuk santai sejenak menyusuri teras
hotel bintang 5 seperti Hilton atau Tower Zam-zam, tetiba ada pria bersurban
kotak-kotak merah yang keceh badai,..aku langsung nyeletuk,...inilah pangeran
Kerajaan Arab. Dan oooooooooooooh ternyata,..doi adalah supir taxi!. Lalu
dikali lain suamiku nunjukin foto pria muda tampan masih dengan surban kotak
merah dan gamis yang rada ngepas, menunjukkan si empunya badan adalah gymer, maka aku pun menebak kalau
bliau adalah si pangeran Arab (lagi),.. ternyata oh ternyata...bliau adalah pengawal
imam shalat kami.
Sebelum pulang ke Indonesia muttowif kami megingatkan
ke ibu-ibu jamaah bahwa kalau sudah kembali ke tanah air, ceritanya jangan
lebay. Misalnya di Makah melihat malaikat atau titisan nabi Yusuf datang atau
ceria aneh lainnya. Karena memang yang dilihat itu manusia yang
tampan,..nggganteng, cuakep. Nah gitu deh, ibu-ibu pada mesem.
Begitu juga dengan bapak-bapak, jangan bilang kalau sudah
bertemu bidadari yang nanti bakal jadi jodohnya di surga. Karena rata-rata yang
dilihat itu wanita bercadar hehe
2.(Tukang) Emas Jahanam.
Dulu waktu mama naik haji,pulangnya bawain oleh-oleh
gelang dan cincin emas cantik. Sering disebut emas Dubai. Kebetulan cincin tsb
sudah patah dan diganti dengan emas Indonesia. Jadi kepengen beli Emas Dubai
pas lagi ke Arab. Ngintip-ngintip sudah dilakukan sejak dari Madinah. Tapi yang
dipajang itu rata-rata ukuran jumbo. Jempol aja masih kedodoran.
Berharap dapat berlian |
Waktu di Mekah,
tiap hari tiap waktu shalat pasti lewat didepan toko emas tersebut. Kalau udah
sampai disana,...pasti aku jalannya mulai pelan, berdiri dulu didepan etalase,
sementara suami mau buru-buru berlalu. Suatu hari setengah memaksa, kami masuk
juga, tanya ini, itu,..masih saja ga ada yang muat,..kalau ada ukuran kecil,
modelnya biasa saja, tidak menarik bagi ku. Entah mungkin bosan, penjualnya
nanya-nanya ke suami..pakai bahasa tarzan
dan ingris. Kira-kira..... istri mu berapa orang?,..maka dijawablah 1
sambil nunjuk. Trus si penjualnya bikin kode,,jempol kebawah,..dia punya istri
4. Lalu mereka bisik-bisik.. dijamin si hubby yang bahasa Inggrisnya payah,
pasti bingung,..tapi anehnya kok malah
ketawa-ketawa.
Acara beli emas gagal sudah.Selain udah eneg melihat
gelang dan kalung yang segede gambreng, Aku juga curiga dengan gelagat suami
yang cengar-cengir gak jelas itu.
Selepas dari toko emas tersebut,.. jika mampir di toko
lain, si hubby nih sering ngeloyor ke pojokan, lalu ditunjukan pemilik toko parfum
Hajar Aswad,..atau kali lain ditunjukkan si pemilik toko minyak penumbuh
jenggot,..Hmmm ,,,apa sih yg dicari?. Pasti sesuatu yg ngeres nih. Soalnya
setiap ngumpul sama bapak-bapak lain pasti seru dengan urusan minyak hajar aswad
lah, batu apalah..
Jawabanya baru kudapat setelah sebulan balik ke Indonesia.
Gegara dapat cerita dari si bos dikantor bagaimana pengalaman umrahnya sewaktu mendapat hadiah menjadi kepala
sekolah berprestasi nasional. Diantara orang- orang berprestasi tersebut ada
yang kebelet ingin membeli sesuatu untuk obat “nganu”. Namanya batu Jahanam”.
Mereka berburu kepelosok toko, Dapatlah batu tersebut yang harganya sektar 120
real. Pengalaman pak Bos ini aku ceritakan di rumah. Suami ku langsung terbahak
... rupanya yang dicarinya selama ini sesuatu yang bernama jahanam itu,.. tapi keliru
sebut menjadi Hajar Aswad. Alhamdulillah lidahnya diplintir oleh malaikat untuk
selalu menyebut batu mulia dari surga tersebut. Bukan batu dari neraka
jahanam..
(hhh dasar si kromosom xy,..si tukang emas jahanam).
3.Sedekah
Terima Sadaqoh
Beberapa teman bercerita pengalamannya
dapat sedekahan sajadah,..malah sampai 2 kali. Dia jadi heran,.. lalu diledek
sama suaminya mungkin karena sering terlambat shalat. Ada lagi teman lain yang
dapat sedekah uang 10 real,..lalu kami olok-olok itu karena kurang sedekah
waktu di Indonesia.
Pengalaman aku dan suami ditempat
shalat kami yang berbeda pun demikian. Suami sering menerima sedekah berupa kurma,
ada yang butiran adanya juga yang packing. Nanti punya dia diberikan ke orang
lagi karena kebanyakan. Giliran kami kalau membagikan camilan Indonesia selalu
ditambahi dengan kata ...snack from Indonesia special for you””. Senang kalau
ada yang menerima apalagi minta tambah. Sambil ngacungin jempol. Sampai kami
memaksa polisi bersurban (kali ini kapok mengira mereka adalah pangeran Arab) menerima
sumpia udang.
Lain hari, karena sudah dekat mau
pulang ke Indonesia, semua stok camilan yang dibawa dari Indonesia harus dihabiskan/bagikan. Kami mulai memilih
orang-orang yang kira-kira membutuhkan. Pilihan jatuh pada jemaah yang
sepertinya tidur diemper mesjid atau emperan toko. Dilihat bajunya yang lusuh
dan kulitnya juga kusam. Termasuk pada
tukang sapu dan tukang sampah.
Selesai sudah,..lalu kami kembali
“tawaf”disekitar supermarket been dawood. Pada suatu toko makanan, kami sedang
memilih kira-kira makanan apa yang akan dibeli,..eh tiba-tiba disodori 1 kotak
seorang, makanan berupa nasi kuning dan ayam saus. Penjualnya dengan muka datar
mengatakan Halal”...halal.. Kami kaget, dan rencana beli makananpun dibatalkan.
Kami duduk di pinggir trotoar memandang kedua kotak yang masih hangat tersebut.
“Mungkin kita disangka gembel
oleh penjualnya?”...tanya ku pada hubby.
Lalu dijawab:
“mungkin... tadi waktu bersedekah
biskuit dengan memilih orang dengan kriteria yang merendahkan,..bisa saja sama
dengan yang dipikirkan orang yang memberi kita”.....
So............ jangan
berprasangka buruk
Dalam orientasi lapangan rasanya
sudah hapal nama dan lika-liku untuk sampai ke bawah lampu start to tawaf.
Kalau masuk dari pintu 58, turun eskalator sekali belok ke kanan, sampai deh
ditempat yang diinginkan. Biasanya kami berpisah di bawah lampu mulai tawaf itu
dan nanti janjian ketemu disana lagi. Pokoknya shalat tepat di depan kakbah
baik dari sisi rukun yamani, rukun syamii,lebih mantap lagi kalau dapat didepan
multazam..pedomannya tetap lampu awal tawaf. Nanti keluar mesjid lewat pintu 58
itu lagi.
Berikutnya kami coba masuk lewat
pintu sebelahnya eh tapi kok tibanya dilantai atas? Memutar sampai 1 putaran
belum ketemu juga eskalator. Padahal pintu sebelah loh.. coba melihat situasi,
ternyata eskalator ada diseberang koridor yang kami lewati alias di jalur
Syai,..begitu ketemu eskalator, kami masih harus turun dua kali belum bisa ke
lantai dasar sejajar kakbah. Apalagi jalur tersebut sudah mulai ramai dan
ditutup. Terpaksa kehilangan tempat favorit.
Pada kesempatan lain karena agak
terlambat kami tidak bisa masuk pintu 58 dan 59 karena di monitor sudah
tertulis crowded, maka kami memutar ke pintu 93 . Disini kembali kehilangan
lokasi setelah berputar-putar layaknya orang tawaf.
Kesimpulannya, dimana kami biasa
masuk, jangan pindah kelain pintu, seperti tikus yang keluar masuk rumah. Kalau
lobangnya ditutup tikusnya bingung?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar